Selama beberapa tahun pria asal Tiongkok yang tinggal di Amerika ini mengalami gangguan neurologi. Mulai dari sakit kepala akut, kehilangan ingatan, bahkan kejang-kejang. Tidak ada dokter yang mengetahui penyebabnya.
Akhirnya pria itu menjalani proses biopsi, yakni pengambilan jaringan tubuh untuk diperiksa di laboratorium. Hasilnya sungguh mengejutkan, dokter menemukan cacing pita bersemayam di otak tersebut. Cacing pita ini telah menjelajahi otak sejauh 2 inci, dari otak kanan ke otak kiri selama empat tahun.
Cacing pita itu diketahui bernama Spirometra erinaceieuropaei. “Sebelum tahun 2003, hanya ada 300 kasus cacing pita ditemukan pada otak. Kebanyakan kasus itu ditemukan di Tiongkok dan Asia Selatan,” kata Dr. Hayley Bennett.
Menurutnya, cacing pita ini tinggal di air, kemudian berpindah pada serangga atau daging mentah. Ada kemungkinan manusia ‘dimasuki’ cacing pita ketika mengonsumsi daging mentah, contohnya daging katak.
Saat ilmuwan meneliti, mereka menemukan fakta bahwa panjang cacing pita ini sepuluh kali lebih besar dari genom cacing lainnya. Jenis cacing pita ini dikenal paling agresif serta mampu bertelur di otak manusia.
Setelah cacing tersebut diambil dari otaknya, pria ini dapat menjalani kehidupan normal lagi.