Papua Barat mempunyai keanekaragaman hayati yang belum terjamah sehingga belum banyak diketahui masyarakat luas.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institute de Recherche pour le Developpement (IRD), Akademi Perikanan Sorong (Apsor), dan tiga universitas lokal, yakni Universitas Cenderawasih, Universitas Negeri Papua, dan Universitas Musamas melakukan ekspedisi di Papua Barat.
Ekspedisi tahun ini, mengambil judul ‘Lengguru 2014 Expedition: How Geodynamic promotes Biodiversity in Papuan Karst”. Bertujuan untuk menggali keragaman hayati Lerunggu untuk mengenali potensi dan keragaman biodiversitas serta hubungannya dengan proses evolusi dan persebarannya dari beberapa sudut ilmu pengetahuan.
Nantinya temuan dari ekspedisi akan diolah lebih lanjut, maupun dibuat laporan ilmiah, dan akan dipublikasikan.
Ekspedisi Lerunggu melibatkan 70 peneliti gabungan dari eropa dan Indonesia. Hal tersebut menjadi proyek terbesar di Indonesia.
Laurent Pouyaud, Ph.D selaku koordinator tim IRD Perancis, mengatakan papua bagaikan harta karun yang menyimpan begitu banyak ragam kehidupan liar yang unik serta rumah favorit bagi jenis-jenis binatang dan tanaman endemic.
Banyak spesies-spesies baru yang ditemukan di Papua Barat. Seperti mamalia, amfibi, reptil, burung, serangga, tumbuhan, tanaman hias, dll.
Ini jelas ditemukan 110 spesies kupu-kupu, 100-150 spesies kerabat jangkrik, 3 spesies kalajengking, 30 amfibi baru, 50 reptil baru, burung terbesar dan terkecil. Juga ditemukan berbagai macam tumbuhan.
Menurut Lina Juswara tim peneliti LIPI, dari 600 tumbuh-tumbuhan ditemui, 400 nya adalah tanaman anggrek, sisanya palem, jambu-jambuan, talas-talasan, ficus, buah manggis, dan tanaman hias lainnya. “Banyak tanaman obat-obatan namun tanaman obat-obatan relatif tidak terekspos masyarakat lokal karena sekarang masyarakat lebih modern dengan berobat ke puskesmas,” ujar Lina saat konferensi pers di Gedung LIPI, Jumat (28/11).
Di Papua, palem digunakan untuk membuat rotan dan kulit manggis digunakan untuk pewarna pakaian alami
Uniknya di Papua Barat ditemukan Rainbow Fish, ikan dengan warna seperti pelangi yang hidup di air tawar. Masyarakat Papua Barat telah mengetahui lebih dulu adanya rainbow fish, bahkan sedang merintis dan memanfaatkannya menjadi ikan hias yang akan dijual.
Di bawah laut banyak terdapat terumbu karang tapi banyak pula yang sudah rusak akibat bekas bom, gelombang besar, dan pengasaman air laut. Padahal banyak biota yang tumbuh di terumbu karang.