Olahraga teratur seharusnya meningkatkan massa otot dan menurunkan lemak tubuh. Namun bila berlebihan, justru dapat menyebabkan kekuatan berkurang dan meningkatkan lemah tubuh. Inilah cara tubuh memohon untuk beristirahat.
Menurut Corey Strenstrup, seorang pelatih kebugaran di IMG Academies, Amerika Serikat, seorang pelari maraton pun memerlukan waktu untuk pulih dari kelebihan stresnya.
Berikut ini sepuluh cara tubuh memberitahukan kita apabila merasa kelelahan akibat latihan berlebihan.
- Penurunan kinerja. Penurunan kinerja latihan adalah salah satu dari tanda-tanda berlebihan, menurut Jini Cicero, spesialis pendingin yang berbasis di Los Angeles, California. Perubahan ini terlihat jelas dalam lari, berenang, dan bersepeda.
- Ketidaktertarikan dalam latihan. Penurunan yang signifikan dalam motivasi atau kenikmatan aktivitas menjadi tanda utama kelelahan. Ini lebih sering terjadi pada atlet angkat besi, pelari, atau pemain sepak bola yang didorong oleh kecepatan dan kekuatan.
- Perubahan mood. Depresi, kemarahan, kebingungan, kecemasan, dan mudah tersinggung umum terjadi pada tubuh ketika tertekan secara fisik. Hormon stres dilepaskan ketika secara fisik kelebihan beban.
- Waktu pemulihan tertunda. Nyeri otot terus-menerus yang berlangsung selama beberapa jam atau hari setelah latihan adalah tanda bahwa kita membutuhkan lebih banyak istirahat, demikian menurut Joseph Ciccone, seorang terapis fisik di Sports Therapy Columbia Doctors Eatside di New York City.
- Peningkatan denyut jantung istirahat. Ketika kita menempatkan lebih banyak tekanan pada jantung, maka ia harus bekerja lebih keras. Bila denyut 50 denyut per menit menjadi 65 denyut per menit, itu tandanya tubuh mengalami stres berlebihan.
- Kelelahan. Kelelahan mental atau fisik adalah tanda ciri overtraining. Reaksi spontan kelesuan adalah latihan untuk meningkatkan energi. Latihan lain mungkin membangunkan energi dalam jangka pendek, tetapi bisa jadi lebih buruk di kemudian hari.
- Insomnia. Berada dalam keadaan berlebihan sering mengganggu pola tidur, bukan hanya istirahat saja yang dibutuhkan, tapi kita menjadi gelisah dan tidak bisa tidur.
- Nafsu makan berkurang. Penurunan nafsu makan dapat terjadi pada tahap selanjutnya dari overtraining. Dan sejalan dengan perasaan kelelahan dan kurangnya motivasi. Dengan memperlambat proses tubuh seperti metabolisme, tubuh berusaha untuk memaksa pengurangan beban kerja.
- Lemak bertambah. Jika kita kehilangan berat badan tapi melihat peningkatan lemak tubuh, ini bisa berarti kita berada di tahap akhir latihan yang berlebihan. Tubuh merespon stres berkepanjangan itu dengan meninggikan kadar hormon stres, termasuk kortisol. Seiring waktu ini akan menyebabkan peningkatan penyimpangan jaringan adiposa, serta menghambat hormon steroid seperti yang biasanya membantu meningkatkan otot. Penurunan massa otot dapat menyebabkan kita berkurang beberapa kilogram, tapi ini bukan hal yang baik karena itu berarti tubuh kurang efisien dalam membakar lemak.
- Melemahnya sistem kekebalan tubuh. Olahraga berlebihan yang berkepanjangan, dapat menempatkan kita pada risiko kesehatan. Peradangan kronis, misalnya, yang akhirnya dikaitkan pada diabetes, penyakit jantung, dan kanker. Intinya, berikan tubuh sebanyak-banyaknya dan layak istirahat setelah latihan yang sulit.