Semula dikenal dengan nama Kepulauan Tukang Besi, namun sekarang sebutan populernya Wakatobi. Mungkin masih banyak orang tak mengetahui bahwa Wakatobi merupakan akronim dari empat pulau terbesar, yakni Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Keempat pulau terbesar di Kabupaten Wakatobi ini menyimpan pesona tersembunyi.
Tak hanya menyimpan keindahan bawah laut, Wakatobi juga mempunyai pangan khas yang lezat juga sehat. Asriati, Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Tomia memaparkan, "Panganan lokal khas Wakatobi, khususnya Tomia ini tidak kalah dengan yang di luar sana."
Lisa Virgiano, salah satu pekerja kreatif dari Ekpedisi Liwuto Pasi mengatakan bahwa Pulau Kaledupa merupakan lumbung padi di daerah Wakatobi karena tanahnya paling subur. Ahli Gastronomi ini bahkan menemukan puluhan umbi khas dan mengembalikan 25 resep tradisional Wakatobi.
Beberapa ubi khas Wakatobi ialah opa dan kano. Ubi-ubi ini merupakan pengganti nasi bagi masyarakat, mengingat Kepulauan Wakatobi tidak dapat ditanami padi. Salah satu panganan utama pengganti nasi dan terbuat dari ubi-ubian ialah kasoami. “Kasoami ini berserat tinggi dan mengandung probiotik, serta rendah gula,” papar Lisa.
Beberapa makanan tradisional Wakatobi, antara lain pepes buli-buli, terbuat dari anemon laut yang direbus, kemudian dicincang dan dicampuri potongan mangga. Kemudian dicampurkan dengan bumbu seperti jahe, ketumbar, merica, bawah putih, dan bawang merah.
Ada pula pogollu, makanan khas Kaledupa terbuat dari kacang merah yang direbus dan dicampur dengan adonan sagu lokal serta gula merah. Lalu ada pula Perangi. Makanan khas Kaledupa, terbuat dari daging ikan segar yang dicincang dengan campuran jeruk nipis, cabai, bawang merah dengan sedikit merica.
Begitu banyak pangan khas Wakatobi yang lezat juga sehat. Salah satu pesona tersembuyi yang belum banyak diketahui. Jangan hanya menikmati keindahan bawah lautnya saja, di daratan Wakatobi pun menyimpan pesona luar biasa.