Wabah Ebola berdampak ekonomi besar terhadap Liberia, Sierra Leone dan Guinea, dan memangkas pertumbuhan ekonomi jauh lebih besar daripada yang diperkirakan para pakar bulan lalu.
Sebuah penelitian oleh Bank Dunia, yang dilansir hari Selasa (2/12), menyatakan bahwa ketiga negara itu bertumbuh dengan kuat sebelum krisis Ebola, tetapi kini Liberia kemungkinan besar hanya tumbuh 2,2 persen per tahun. Ekonomi Sierra Leone diperkirakan akan tumbuh 4 persen.
Bagi Liberia dan Sierra Leone, tingkat pertumbuhan ekonomi yang baru itu hanya sekitar sepertiga dari perkiraan sebelum krisis.
Kelesuan di Guinea bahkan jauh lebih besar: proyeksi bagi pertumbuhan ekonominya dikurangi dari 4,5 persen menjadi hanya setengah persen sekarang.
Ekonomi Sierra Leone hanya tumbuh sepertiga dari perkiraan.
Dampak ekonomi penyakit dan kematian akibat Ebola itu diperburuk oleh pekerja dan konsumen yang tinggal di rumah saja untuk menghindarkan diri dari tertular Ebola.
Faktor lain adalah penurunan dalam perdagangan, perjalanan serta kerugian dalam ekspor bidang pertambangan dan industri lainnya.
Dampak ekonomi Ebola akan terus dirasakan, sebut Bank Dunia, karena meningkatnya biaya layanan kesehatan serta berkurangnya pendapatan dari pajak memperketat anggaran dan memaksa pemerintah untuk mengalihkan dana dari proyek-proyek infrastruktur ke aktivitas darurat medis.