Ujung Tombak Pelestari Keanekaragaman Hayati

By , Senin, 8 Desember 2014 | 12:30 WIB

Biodiversity Warriors, sekumpulan generasi muda yang aktif berbagi tentang informasi keanekaragaman hayati. Mereka menjelajahi Gua Jomblang di Yogyakarta untuk mengeksplorasi keanekaragaman hayatinya.

Lebih dari 500 mahasiswa mengikuti seleksi Biodiversity Warriors, namun hanya 10 pejuang yang diajak berpetualang ke Gua Jomblang. Kesepuluh pejuang ini merupakan anggota paling aktif berbagi informasi dan berhasil mengumpulkan lebih dari 1.000 poin.

Mulai 5 Desember hingga 7 Desember 2014, kesepuluh generasi muda ini dibawa Yayasan KEHATI menyusuri gua vertikal di daerah Gunung Kidul. Medan menantang menghadang kesepuluh Biodiversity Warriors.

 Mereka harus menuruni gua vertikal sedalam 50 meter sebelum akhirnya menyentuh dasar. Pada dasar Gua Jomblang terpampang vegetasi hutan purba. “Sebenarnya hutan purba itu hanya sebutan saja,” ujar dosen Biologi UGM, Ratih Aryasari, Sabtu (6/12). Hutan purba pada dasar Gua Jomblang terbentuk karena amblesnya tanah beserta vegetasinya. Vegetasi dan tumbuhannya serupa dengan di atas permukaan, hanya letaknya saja berada di bawah permukaan tanah, tambahnya.

Menyisiri keanekaragaman hayati di Gua Jomblang. Harapannya semakin banyak orang menyadari melimpahnya keanekaragaman hayati Indonesia dan berusaha untuk melestarikannya. (Yayasan KEHATI)

Sebagai agen penyebar informasi, para warriors ini membutuhkan bimbingan agar pesan yang disampaikan benar juga menarik. Maka selama tiga hari, mereka mengikuti pelatihan. Seperti pendalaman materi keanekaragaman hayati, fotografi, serta cara penulisan. Biodiversity warriors pun berkesempatan menggali ilmu dari berbagai pakar Cahyo Alkantana, Nurhadi Pinto, Dwi Prasetyo BS, serta Ratih Aryasari.

Menurut Rosyid Nurul Hakin, Communication Officer Yayasan KEHATI, para warriors tidak hanya berpetualang melihat keanekaragaman hayati Gua Jomblang, tetapi dilatih agar mampu menyebarkan informasi yang benar serta menarik.