Menyambut Wajah Baru Kota Tua Jakarta

By , Rabu, 10 Desember 2014 | 12:17 WIB

Terkait revitalisasi Kota Tua Jakarta yang sudah digaungkan setahun belakangan, Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan Pemerintah DKI Jakarta bersama konsorsium Kota Tua Jakarta menyelenggarakan 'Pencanangan Pembangunan Ruang Pertunjukan Seni dan Budaya'. Tentu saja, penyelenggaraan ini terkait mengembalikan fungsi Kota Tua Jakarta sebagai kawasan destinasi wisata utama di Jakarta.

"Kawasan Kota Tua menjadi bagian dari sejarah Jakarta. Ditandai dengan warisan arsitektural bangunan yang ada di sekelilingnya. Kejayaan maritim nusantara tercermin di sini sebelum bangsa Portugis dan Belanda masuk ke Indonesia, juga pada masa VOC," ujar Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Seni dan Budaya, Ahman Sya, Selasa (9/12).

Ada beberapa acara dalam penyelenggaraan yang berlokasi di pelataran taman Fatahillah tersebut. Di antaranya dialog interaktif, diskusi aktivasi ruang kreatif seni pertunjukan di Toko Merah, temu stakeholder Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kantor Pos, dan pencanangan Kota Tua sebagai destinasi wisata utama Jakarta.Pada dasarnya, kegiatan ini dipersiapkan untuk UNESCO World Heritage Site. Dengan menandai situs-situs yang menjadi walking tour, makna Kota Tua dapat digali secara komprehensif. Seperti dengan menandai prasasti Padro yaitu prasasti yang menggambarkan saat Portugis pertama kali mengadakan perjanjian dengan Sultan Banten, selain itu juga menandai dimulainya penyelamatan tembok yang masih tersisa dengan dimulainya pelestarian Kota Tua Jakarta, dan terakhir menandai proses renovasi Gedung Kantor Pos sebagai pusat kebudayaan di sepanjang jalur Raya Pos.

Dengan hal tersebut, kawasan Kota Tua diharapkan dapat menjadi tempat untuk Naga Baruna (tema kemaritiman). Atraksi seni pertunjukan dapat mengisi ruang-ruang publik, baik di Taman Fatahillah, Gedung Arsitektural, Kafe dan Restoran.

Dalam rangka pencanangan ini, Kementerian Pariwisata memberikan penghargaan bagi delapan seniman seni pertunjukan dan pemberian penghargaan kepada dua orang stakeholder dari konsorsium Kota Tua Jakarta.

Acara malam itu juga dimeriahkan dengan prosesi "Semar Duta" Topeng Betawi danTopeng Cirebon yang akan menandai acara pencanangan, lalu ada pertunjukan kolaborasi bedug pandeglang dengan musik bambu, musik dhaul Madura, gambang kromong, keroncong, pertunjukan wayang ringkang yang dimainkan 40 dalang muda serta atraksi seni dari komunitas kreatif di Kota Tua, seperti tanjidor, pencak silat, dan pantomim.

"Semoga Kota Tua Jakarta yang pernah menjadi pusat perdagangan berbasis kemaritiman terbesar dapat berfungsi kembali, dapat mendistribusikan berbagai karya kreatif, baik tradisi, modern maupun kontemporer untuk diapresiasi oleh masyarakat yang lebih luas serda dapat menjadi suber belajar," tambah Ahman.