Merokok Juga Berdampak Buruk bagi Perekonomian Keluarga

By , Rabu, 10 Desember 2014 | 13:14 WIB

Merokok berdampak buruk juga bagi perekonomian keluarga. Jika seseorang mengeluarkan biaya untuk rokok rata-rata 20 ribu rupiah per hari dan memutuskan berhenti merokok, maka per bulan dapat diperoelh tambahan penghasilan sebesar 600 ribu rupiah.

Tambahan penghasilan ini akan bertambah secara signifikan jika digabungkan dengan penghematan biaya berobat berbagai gangguan kesehatan akibat asap rokok.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar Nasional tahun 2007, 69 persen rumah tangga di Indonesia memiliki alokasi pengeluaran untuk rokok. Sebab, minimal satu anggota keluarga yang merokok.

Sebanyak 85,4 persen perokok berusia di atas 10 tahun merokok di rumah bersama anggota keluarga lainnya. Data lain adalah 40,5 persen populasi Indonesia terpapar asap rokok di dalam rumah. (Baca pula, bahaya terselubung merokok dalam rumah di sini)

Tiga jenis asap rokok

Ada tiga jenis asap rokok yakni sidestream smoke (asap dari rokok yang tidak diisap), mainstream smoke (asap yang diisap oleh perokok), exhaled mainstream smoke (asap rokok yang dikeluarkan oleh si perokok).

Ketiganya menimbulkan gangguan kesehatan bagi perokok dan non-perokok. Sidestream smoke lebih berbahaya daripada mainstream smoke karena dihasilkan dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna. Pada exhaled mainstream smoke sebagian racun dari asap rokok 'disaring' oleh filter rokok dan 'disaring kembali' di saluran pernapasan, sehingga sebagian besar tertinggal di sana.

Penderita alergi asap rokok akan kambuh jika terkena asap rokok, mulai dari bersin dan batuk, sampai terserang asma. Rokok dan asapnya juga dapat mencetuskan penyakit seperti kanker saluran pernapasan dan kanker paru-paru.