Beberapa mahasiswa yang tinggal di Hobart-Tasmania, Australia, telah membuat ranjang murah pasien Ebola yang akan dikirim ke Afrika Barat, guna membantu para petugas kesehatan yang terus berusaha memerangi penyebaran virus Ebola.
Hamish Cowie, Lincoln Williams dan Alexander Stephens merupakan tiga mahasiswa di balik rancangan tersebut dan berharap apa yang buat bisa membantu, di saat mereka terus melanjutkan pendidikan di bidang geologi, bisnis dan hukum. "Kami merancang ranjang ini sebagai tanggapan akan wabah Ebola," ungkap mereka.
Ranjang ini dibuat dari corflute, bahan lebih tebal yang biasanya digunakan untuk membuat plang iklan penjualan rumah di Australia. Dari situ, para mahasiswa ini kemudian berpikir mengenai ranjang yang bisa dibuang setelah dipakai.
"Jadi kami berpikir mengapa kami tidak bisa membuat ranjang sementara yang terbuat dari bahan kertas," kata salah seorang di antara mereka, Hamish Cowie kepada Radio ABC setempat.
Cowie mengatakan mereka merancang ranjang untuk kepentingan medis yang bisa dibuang setelah digunakan, yang harganya murah, dan memiliki dampak lingkungan lebih kecil dibandingkan penggunaan ranjang konvensional biasa yang tersedia di rumah sakit.
"Idenya adalah membuat ranjang yang senyaman mungkin bagi penggunanya dan bahannya juga tersedia di sana," kata Cowie.
Ranjang ini bisa dilipat dan di tengahnya dimasukkan penyanggah dalam bentuk petak-petak guna memperkuat, sebelum dilapisi dengan kasur di atasnya.
Menurut salah seorang perancang lainnya, Lincoln Williams, biaya untuk membuat satu ranjang adalah sekitar $30 (sekitar Rp300 ribu), yang akan dibuat di Tiongkok sebelum dikirim ke Afrika.
Isaiah Lahai, salah seorang warga asal Sierra Leone yang sekarang tinggal di Hobart, yang memiliki beberapa anggota keluarga yang terkena Ebola, memuji apa yang dilakukan para mahasiswa. "Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para mahasiswa yang menyediakan waktu mereka guna membantu memerangi Ebola di Afrika Barat."
"BIla kita bisa melakukan sesuatu dari sekarang sampai akhir Desember, bila kita bisa mengumpulkan dana, dan melakukan pengiriman barang bulan Januari atau Februari, ini akan sangat membantu," katanya.
Lahai mengatakan ranjang dikirim juga ke negeri tetangga seperti Liberia dan Guinea. "Kita harus membantu mereka, memberikan bantuan kepada mereka agar proyek yang unik ini sukses," tambahnya.