AS Ikut Dukung Pelestarian Raja Ampat

By , Jumat, 12 Desember 2014 | 14:10 WIB

Bertempat di Pusat Kebudayaan @america di Jakarta, Selasa (9/12), diluncurkan film dokumenter Guardians of Raja Ampat. Film yang bercerita tentang Raja Ampat ini hasil kerja sama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, Kedutaan Besar Amerika Serikat, dan Konservasi Internasional Indonesia.

Duta Besar Amerika Serikat, Robert Blake, menegaskan Indonesia harus bersyukur telah diberikan kawasan dengan alam yang indah serta sumber daya laut yang sangat beragam.

Dubes Blake mengatakan, Indonesia sudah dianugerahi dengan kekayaan alam dan kelautan yang terkaya diseluruh dunia, dan menurutnya tempat terbaik dari yang terbaik ada di Raja Ampat.

Ia melanjutkan, seluruh elemen harus menjaga kawasan Raja Ampat dengan baik dan tidak dirusak hanya karena kepentingan-kepentingan sesaat. Pemerintah Amerika, ditegaskannya, sangat mendukung upaya Indonesia termasuk Pemerintah Daerah Papua Barat melestarikan Raja Ampat.

Ia berpendapat meski kebijakan menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan merupakan hak pemerintah Indonesia, ia pun setuju pencurian ikan dihentikan.

"Sangatlah penting bagi seluruh negara untuk menghentikan pengkapan ikan secara ilegal," ujar Dubes Blake.

Pada kesempatan sama, Bupati Raja Ampat Marcus Wanma mengatakan, Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat terus berupaya memberi pemahaman kepada masyarakat setempat untuk terus menjaga dan melestarikan kekayaan alam yang dimiliki Raja Ampat.

Hamparan karang kubis Acropodiae yang menempel di lereng gunung bawah laut dekat Raja Ampat menyediakan rumah bagi kepiting, udang, dan hewan lainnya. Kawanan ikan yang melintas dapat memakan invertebrata ini. Kisah menarik lainnya mengenai Gunung Samudra dalam NGI November 2012. (Brian Skerry)

“Raja Ampat ditetapkan sebagai kabupetan bahari karena luas wilayah Kabupaten Raja Ampat ini 80 persen laut, saya selalu ingatkan masyarakat bahwa kita makan dan hidup itu dari laut—untuk itulah mari kita sama-sama menjaga, melestarikan laut dengan seluruh potensi sumber daya alam yang ada, kami juga mengeluarkan beberapa peraturan daerah yang melarang penangkapan secara liar, bom dan lain-lain sehingga ada rasa tidak akan melaksanakan kegiatan merusak lingkungan,” kata Marcus.!break!

Ikan badut nan indah di Raja Ampat. (Yunaidi)

Wakil Presiden Konservasi Internasional Indonesia, Ketut Putra, menjelaskan bahwa ia bersama sejumlah relawan sudah melakukan berbagai upaya untuk menjaga kawasan Raja Ampat sejak tahun 2004.

Strategi yang dibangun adalah melibatkan masyarakat setempat mengelola kawasan Raja Ampat sekaligus menumbuhkan rasa tanggung jawab.

“Sehingga mereka punya kapasitas mengelola sumber daya laut yang hebat dan sensitif ini menjadi asset capital yang akan mendatangkan manfaat buat masyarakat dan pemerintah setempat, desain yang dibuat strateginya adalah membangun kawasan konservasi laut sebagai dasar, membangun misalnya perikanan berkelanjutan dan juga skim investasi untuk membangun pariwisata yang bertanggungjawab untuk seluruh Raja Ampat,” papar Ketut Putra.

Kawasan Konservasi Perairan Raja Ampat berlokasi di bagian ujung barat laut Provinsi Papua Barat. Menurut catatan pemerintah, perairannya yang kaya menyediakan sumber kehidupan dan mata pencaharian bagi sekitar 45 ribu penduduk yang tesebar di 15 desa. Saat ini laut Raja Ampat menjadi tujuan utama bagi para penyelam dunia.