Pekan Wisata Kuliner, Cara Memperkenalkan Makanan Indonesia

By , Senin, 15 Desember 2014 | 12:40 WIB

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk memperkenalkan makanan tradisional nusantara seperti Pekan Wisata Kuliner Tradisional Nusantara (PWKTN) di Monas, Jakarta Pusat 12-14 Desember 2014.

Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, kuliner Indonesia memiliki daya tarik yang besar dan PWKTN merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan makanan tradisional nusantara kepada masyarakat.

Arief mengatakan kuliner bisa masuk dua. Pariwisata dan ekonomi kreatif, dan di ekonomi kreatif. Kuliner menjadi nomor satu di industri kreatif, 32 persen sumbangannya dengan pemasukan 200 triliun.

Selain memperkenalkan masakan tradisional nusantara, PWKTN juga bertujuan untuk menciptakan rasa cinta dan minat masyarakat terhadap makanan tradisional.

Sebanyak 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (IKTI) yang dikenal dalam acara PWKTN di Monas. Tak hanya itu, Aku Cinta Masakan Indonesia (ACMI) suatu organisasi penggerak makanan nusantara oleh William Wongso ikut mengambil bagian di PWKTN.

Ayu Bendara ACMI berharap dengan adanya acara seperti ini, semakin banyak orang yang aware bahwa masakan Indonesia itu sangat kaya. “Masakan Indonesia itu sangat kaya, beragam, dan yang paling penting masakan Indonesia harus dikenal sama orang Indonesia sendiri,” kata Ayu di Monas Minggu (14/12).

Tentu masakan Indonesia sangat kaya dan berpotensi untuk dikenal di dunia, hanya saja orang Indonesia masih kurang untuk mencintai serta mengenal masakan nusantara.

Budi Lee sebagai Young Chef Ambassador Asia mengatakan bahwa banyak orang yang bisa memasak makanan bule tapi tidak tahu bagaimana cara memasak makanan tradisional. Budi yang menjadi chef ambassador pertama di Indonesia, memiliki visi membawa makanan tradisional Indonesia untuk dikenal banyak orang.

“Potensi kita luar biasa, hampir di tiap daerah dengan jarak kilometer makanannya pasti berbeda, makanannya pasti beragam. Dari orang makan jagung, singkong, dan semua pasti ada. Dengan cara memasak ditumis, dipanggang, dibakar, dipepes, dimasukin dalam bambu dan ditanam dalam tanah juga ada,” kata Budi yang pernah menjadi President Young Chef Club Indonesia (YCCI).

Budi berharap semakin banyak orang yang sadar kalau kuliner Indonesia bisa dan berpotensi untuk dipromosikan di dunia, “kita semua sadar Indonesia berpotensi, dan ingin Indonesia dikenal. Hanya saja pelakunya kurang, hanya saja orang Indonesia lebih suka menunggu. Nunggu sudah boming baru ngikut,” katanya.