Becak motor berwarna hijau pupus, merah, juga kuning, mengantarkan kami menyusuri jalanan yang berliku-liku, menuju perbukitan yang mengelilingi Blangkejeren, di Kabupaten Gayo Lues, Nangroe Aceh Darussalam.
Perbukitan di tepian kota Blangkejeren menawarkan pemandangan yang menakjubkan. Bentor meliuk-liuk mengikuti jalan berliku dan sesekali berhenti di tempat-tempat berpemandangan indah, juga di Desa Akang Siwah, Blangpegayon, desa penghasil tebu. Di sana kita bisa menyaksikan cara tradisional pemerasan tebu, mulai dari menggunakan tenaga manusia, hingga kerbau.
Di puncak perbukitan, bentor merapat ke tepian jalan, dan di sana, terhampar pemandangan lepas ke arah perkotaan Blangjekeren. Bukit berbaris memamerkan keelokan Kabupaten Gayo Lues, termasuk lapangan terbang Sinebung yang sempat terlihat sebelum bentor mencapai puncak bukit.
Menurut Bungkes Habsyah, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Gayo Lues, lapangan terbang Sinebung yang telah diresmikan, mulai Januari 2015 akan menampung pendaratan Susi Air, membuat perjalanan dari Medan menuju Blangkejeren menjadi kurang dari satu jam. Sementara ini, melalui rute Medan, Berastagi, Kabanjahe, Tiga Binanga, Mardinding, serta Kutacane dan Ketambe, memakan waktu 10 jam dengan kendaraan roda empat.
Setelah puas mengamati pemandangan nan cantik, ternyata kejutan belum berakhir. Di Desa Lempu, becak motor memasuki salah satu halaman rumah penduduk, dan pemiliknya menyambut para pengunjung dengan kopi, serta jagung. Pengunjung dapat melepas lelah di tepian kolam ikan lengkap dengan jejeran kodok sebesar dua kepalan tangan orang dewasa di tepiannya, atau naik ke teras kayu di atas kolam.
Sambil menyeruput kopi serta mengunyah jagung rebus manis yang berasal dari perkebunan penduduk, rasa lelah seolah menguap begitu saja menyaksikan keindahan Blangkejeren di kejauhan, sambil bercengkerama dengan teman seperjalanan.
“Program ekowisata ini masuk ke dalam Strategi Pembangunan Rendah Emisi,” ujar Tisnawati Nando, Communication Specialist IFACS di bawah naungan USAID, untuk Aceh. Program ekowisata ini dijalankan dengan menggandeng Indecon, sebuah organisasi nirlaba yang bergerak dalam pengembangan dan promosi ekowisata di Indonesia.