Jerman Bantu Aceh Melestarikan Kawasan Ekosistem Leuser

By , Minggu, 21 Desember 2014 | 08:50 WIB

Baru-baru ini Kawasan Ekosistem Leuser dimuat dalam Jurnal Ilmiah Internasional (IUCN) sebagai kawasan lindung tak tergantikan. Berdasarkan data pemerintahan Aceh, luas hutan di Serambi Mekah itu tersisa 3,5 juta hektar dan sudah termasuk Kawasan Ekosistem Leuser. Kawasan lindung itu menyediakan sumber air bersih untuk 5 juta warga Aceh, sebagai irigasi, pertanian, hingga sumber makanan. Selain penyedia sumber air, Kawasan Ekosistem Leuser berperan sebagai penyedia jasa lingkungan melalui mitigasi erosi, banjir, tanah longsor, dan penyebaran hama.

Bahkan ada pakar menyebut bahwa Kawasan Ekosistem Leuser punya peran penting untuk mengatur iklim dan penyimpan karbon. Melihat begitu pentingnya peran Kawasan Ekosistem Leuser, baru-baru ini Gubernur Aceh Zaini Abdullah dan pihak perwakilan pemerintah Jerman menandatangani kesepakatan pengucuran dana hibah.

(Baca juga: Berekowisata di Kaki Gunung Leuser)

Dana sebesar 9 juta Euro atau setara lebih dari Rp111 Miliar ini akan dikucurkan oleh Bank Pembangunan Jerman. Tujuan Jerman mengucurkan dana tersebut sebagai bentuk pembiayaan program pelestarian di Kawasan Ekosistem Leuser.

“Kita bersyukur, Aceh merampungkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RT RW) sebagai pedoman. Pihak Bank Pembangunan Jerman akan membangun ekosistem Leuser yang memfokuskan membangun kawasan sekitar multiaspek,” ujar Kepala Badan Investasi Aceh Dr. Iskandar.

Menurut Iskandar, pasca tsunami 2004, Jerman merupakan salah satu mitra Indonesia yang menaruh perhatian khusus pada keberlanjutan pembangunan Aceh dengan prosgram pelestarian lingkungan.