Sangir: Sistem Kekerabatan yang Luar Biasa dan Perempuan Perkasa (1)

By , Senin, 22 Desember 2014 | 13:40 WIB

Jangan kaget kalau kau tak akan menemui pengemis atau pengamen di Sangir ini. Tak ada jeritan memelas "Pak! Bu!" dari pengemis yang menodongkan gelasair mineral berisi sedikit receh dengan pakaian lusuh, baik anak-anak atau orang tua; atau "jreng-jreng-jreng" suara gitar pengamen yang juga minta receh.

Tak ada pengemis di Sangir. Entah karena orang Sangir punya harga diri untuk menengadahkan tangan meminta di jalanan atau karena alasan lain. Tetapi, disini bahkan tidak akan kau temukan orang tua atau anak-anak yang telantar. Sistem kekerabatan di Sangir punya sisi positif tidak hanya pada toleransi antaragama yang luar biasa, tetapi juga menjadi jaminan sosial bagi anggota keluarga yang sudah tidak mampu bekerja.

Seorang anak tidak hanya memiliki orangtua kandung yang menjadi penanggungjawab. Anak-anak Sangir punya orangtua angkat yang disebut nani yang dengan sukarela ikut bertanggungjawab ketika orangtua kandung sudah tidak mampu. Banyak juga anak yang makan dan tinggal bersama nenek-kakeknya.

Orang-orang tua yang sudah tidak bisa bekerja lagi, akan diurus oleh keluarganya terutama anaknya. Orang-orang desa juga masih peduli untuk membantu orang-orng jompo seperti ini. Hanya saja, kalau kulihat di Pulau Lipang tempatku tinggal, jarang sekali ditemukan orang jompo yang sudah tidak bisa bekerja. Semua bekerja sebisanya walau hanya memancing ikan di sela-sela koral dan batu karang.

Kebutuhan makan di pulau juga tidak rumit. Lauk-pauk jelas dicari dari laut. Makanan pokoklah yang bervariasi. Jika stok beras subsidi sudah habis, mereka tidak ragu memakan singkong, ubi, sagu, bahkan pisang mereka anggap sebagai salah satu makanan pokok. Beberapa orang di pulauku bahkan lebih menikmati non-beras daripada nasi yang katanya bikin lemas.

Di Jawa, terutama di kota-kota, banyak kelompok di masyarakat yang sudah mulai kehilangan modal sosial. Padahal modal sosial inilah yang secara faktual banyak menyelesaikan bermacam masalah. Kondisi ini kontras dengan keadaan di Sangihe. Orang Sangir sudah lama  menunjukkan bahwa persaudaraan yang erat begitu sangat berarti.

Selain sistem kekerabatan yang luar biasa, di sini aku juga menemukan hal spesial dari perempuan Pulau Lipang. Lebih lanjut cerita mengenai perempuan-perempuan Pulau Lipang di tautan ini.