Gunung Kelud di Provinsi Jawa Timur Kelud kembali mengeluarkan letupan enam kali, Senin (22/12). Pada hari Senin siang, Kelud kembali mengeluarkan letupan sekunder sebanyak enam kali.
Bahkan, letupan itu berpotensi terus berlangsung karena letupan pertama terjadi pukul 11.00 WIB atau bersamaan dengan turun hujan.
"Penyebabnya, karena habis panas, hujan deras. Kelud statusnya gunung berapi, maka setiap habis hujan deras, bisa dipastikan terjadi letupan sekunder. Yang perlu diwaspadai, tiap terjadi letupan sekunder, biasanya disertai atau berpotensi munculnya lahar dingin," kata Heru Irawan, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Blitar, Senin, dikutip Tribunnews.com.
Warga yang tinggal di sekitar aliran sungai lereng Gunung Kelud, harus waspada. Heru mengimbau pada masyarakat, terutama yang tinggal di empat kecamatan, agar waspada terhadap munculnya lahar dingin.
Di antaranya, Kecamatan Nglegok, Kecamatan Gandungsari, Kecamatan Garum, dan Kecamatan Ponggok. Sebab, empat kecamatan itu dilalui kali lahar.
"Walaupun hanya letupan sekunder namun jangan dianggap remeh. Yang berbahaya, munculnya lahar dingin dengan membawa tumpukan material. Sebab, di puncak gunung Kelud itu masih banyak tumpukan material sehabis meletus beberapa bulan lalu," paparnya.
Ditambahkan Heru, munculnya letupan sekunder itu sudah terjadi beberapa hari ini atau semenjak musim penghujan. Material panas yang ada dalam kawah Gunung Kelud itu meleleh sehabis terkena air hujan. Akibatnya, terjadi letupan sekunder.
"Anggota selalu mengecek ke lapangan setiap satu jam. Minimal berkoordinasi dengan perangkat desa, yang desanya dilalui lahar dingin. Namun, hingga kini belum [terjadi] lahar dingin," paparnya.