Nigeria Larang Warganya Bepergian Selama Natal

By , Kamis, 25 Desember 2014 | 23:10 WIB

Juru bicara militer Nigeria, Kolonel Sani Usman mengatakan, kelompok militan Boko Haram berencana meluncurkan "serangan besar-besaran" selama periode Natal di Borno, terutama di ibu kota Borno, Maiduguri.

Keputusan ini menyebabkan ribuan orang bergegas melakukan perjalanan lebih awal di provinsi tersebut, kata para wartawan.

Sebelumnya, otoritas Provinsi Yobe -yang berdekatan dengan provinsi Borno- telah melarang masyarakat berkendaraan memasuki atau meninggalkan wilayah itu.

Kelompok militan Boko Haram selama ini dikenal sering menjadikan gereja sebagai sasaran serangan.

Serangan ke gereja

Di hari Natal 2011, kelompok ini mengebom Gereja Katolik St Theresa di Madalla di dekat ibukota, Abuja,dan menewaskan sedikitnya 43 orang.

Pada malam Natal 2010, setidaknya 32 orang tewas dalam ledakan bom di gereja di salah-satu negara bagian negara itu.

Selama ini, kelompok Boko Haram sering melakukan serangan di Provinsi Borno, Yobe dan Adamawa, sehingga pemerintah Nigeria memberlakukan status keadaan darurat di wilayah itu sejak tahun lalu.

Namun, kelompok ini terus meningkatkan serangan, memperluas wilayah kekuasaannya di Borno dan menangkap ratusan orang, termasuk perempuan dan anak-anak, dalam penggerebekan di kota dan desa.

Kelompok Boko Haram menggelar aksi kekerasan di Nigeria sejak tahun 2009 untuk mendirikan negara Islam.

Di tahun 2014, setidaknya 2.000 warga sipil telah tewas oleh aksi kekerasan yang dilakukan kelompok ini.

Penculikan lebih dari 200 siswi sekolah menengah oleh militan Boko Haram pada bulan April lalu telah memicu kemarahan dunia internasional.