Selama 2014 Hampir 900 Orang Tewas atau Hilang dalam Kecelakaan Udara

By , Senin, 29 Desember 2014 | 11:43 WIB

Hampir 900 orang tewas atau hilang dalam sejumlah kecelakaan udara di seluruh dunia tahun ini, di mana korban terbanyak terjadi di kawasan Asia Tenggara. Tiga kecelakaan utama terkait cuaca, dua pesawat ditembak jatuh di Ukraina Timur dan satu kecelakaan akibat masalah teknis.

Ratusan penumpang dan awak Malaysia Airlines MH370 yang hilang bulan Maret lalu juga masih belum diketahui nasibnya.

Berikut data selengkapnya:

Sebuah pesawat Angkatan Udara Aljazair jenis Hercules Lockheed C-130 yang membawa 78 awak dan penumpang militer jatuh dalam perjalanan dari Tamanrasset menuju Constantine pada 11 Februari 2014, satu orang selamat. Kementerian Pertahanan Aljazair menyatakan kecelakaan itu akibat badai dan salju lebat di atas kawasan pegunungan Oum El-Bouaghi.

Hampir tiga minggu kemudian, tepatnya pada 8 Maret 2014 pesawat Malaysia Airlines MH370 yang membawa 239 penumpang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing hilang. Meski telah dilakukan pencarian di wilayah seluas 23 ribu mil per segi, tidak ada puing reruntuhan pesawat yang ditemukan.

Tanggal 14 Juni 2014 sebuah pesawat Angkatan Udara Ukraina Ilyushin II-76 yang membawa pasukan dan peralatan ditembak jatuh di Ukraina Timur ketika mendekati bandara Luhansk, ke-49 penumpangnya tewas. Ketika insiden penembakan itu terjadi, pasukan militer Ukraina sedang terlibat pertempuran dengan kelompok separatis pro-Rusia.

Sebulan kemudian insiden serupa menimpa pesawat penumpang MH17 yang sedang melakukan perjalanan dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur. Pesawat Malaysia Airlines itu ditembak jatuh di atas Ukraina Timur yang dikuasai kelompok separatis pro-Rusia, menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat yang berjumlah 298 orang. Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengutuk Rusia atas apa yang disebutnya sebagai "begitu banyaknya bukti" keterlibatan Rusia dalam jatuhnya pesawat itu.

Tanggal 23 Juli 2014, pesawat domestik Taiwan TransAsia Airways Flight 222 jatuh di tengah hujan lebat dan angin kencang di pulau Penghu, dalam penerbangan dari bandara internasional Kaohsiung. Hanya 10 orang dari 58 penumpang yang selamat. Laporan awal yang dikeluarkan pejabat-pejabat penerbangan Taiwan menunjukkan pilot tidak bisa melihat landasan pendaratan setelah gagal melakukan usaha pendaratan pertama.

Sehari kemudian sebuah pesawat Aljazair nomor penerbangan 5017 pecah berkeping-keping terkena cuaca buruk di wilayah udara Mali dalam perjalanan dari Burkina Faso menuju Aljazair. Seluruh penumpang dan awak pesawat yang berjumlah 118 orang tewas.

Tanggal 10 Agustus pesawat domestik Iran "Sepahan Airlines" nomor penebrangan 5915 yang sedang terbang dari Teheran menuju Tabas jatuh beberapa saat setelah lepas landas, menewaskan 39 dari 48 penumpang dan awaknya. Kantor berita Iran mengatakan kerusakan mesin adalah penyebab kecelakaan itu.