Maskapai Indonesia AirAsia yang salah satu pesawatnya masih dinyatakan hilang kontak pada Minggu (28/12/2014) pagi, ternyata memiliki catatan keamanan dan keselamatan yang bagus.
Berdasar catatan situs Flightglobal, satu-satunya insiden berarti yang dialami oleh Indonesia AirAsia terjadi tujuh tahun yang lalu, tepatnya pada 25 Mei 2007.
Dilansir KompasTekno dari situs tersebut, Minggu (28/12/2014), insiden yang terjadi tujuh tahun yang lalu itu melibatkan sebuah Boeing 737-300 dengan registrasi PK-AWP.
Pesawat yang terbang rute Jakarta-Medan itu mengalami pendaratan yang keras (hard landing) di Bandara Polonia, Medan.
Saat itu, Boeing 737-300 PK-AWP sedang dalam fase mendarat di runway Polonia. Kapten pesawat mengambil alih kendali dari kopilot karena kecepatan pesawat saat melakukan approach terlalu kencang.
Karena kecepatan yang terlalu kencang itulah pesawat mendarat dengan cukup keras di runway sehingga mengakibatkan salah satu roda depan pesawat pecah dan struktur pesawat bagian depan pun retak.
Tidak ada korban luka dalam insiden tersebut, baik dari penumpang maupun kru pesawat.
Sebelumnya, pada Minggu (28/12/2014) pagi, pesawat milik maskapai Indonesia AirAsia nomor penerbangan QZ8501 dikabarkan hilang kontak pagi. Pesawat dengan registrasi PK-AXC tersebut melayani rute Surabaya - Singapura dengan mengangkut 7 kru dan 155 penumpang yang terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 anak-anak, dan 1 bayi.
Selama ini, maskapai Indonesia AirAsia dikenal memiliki reputasi keselamatan yang baik, termasuk ketepatan waktu terbang. Maskapai tersebut juga menjadi salah satu yang lolos larangan terbang oleh Uni Eropa setelah menjalani audit pada 5 Juli 2010 lalu.