Badan SAR Nasional (Basarnas) menduga lokasi pesawat AirAsia QZ8501 saat ini berada di dasar laut berdasarkan titik koordinat yang dimiliki oleh badan itu. Basarnas mengaku tak bisa memprediksi kapan AirAsia bisa segera ditemukan apabila ternyata berada di dasar laut. Pasalnya, dia menilai jatuhnya pesawat di laut lebih sulit dibandingkan di darat.
"Penemuan di dalam air tidak mudah, dari pengalaman sebelumnya. Adam Air saja butuh waktu 8 bulan," kata Kepala Basarnas FHB Soelistyo dalam jumpa pers di kantor Otoritas Bandara, Tangerang, Senin (29/12).
Adam Air 737-400 PK-KKW tenggelam di dasar laut Majene, Sulawesi Barat pada 1 Januari 2007. Tragedi ini merenggut nyawa 102 penumpang. Sekitar 8 bulan setelah pesawat hilang, kotak hitam Adam Air ditemukan di Perairan Majene, Sulawesi Barat. Selain perekam data penerbangan (flight data recorder/FDR), juga ditemukan perekam suara kokpit (cockpit voice recorder atau VCR di kedalaman 2.000 meter.
Basarnas pun membandingkan kejadian terhadap AirAsia QZ8501 dengan Adam Air itu. Meski kesulitan, Basarnas mengaku akan mencari lebih keras mencari AirAsia yang jatuh di sekitar perairan Bangka-Belitung dan Pontianak itu.
Basarnas, kata Soelistyo, telah mendapat bantuan dari Badan Pengembangan dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang memiliki alat sonar system. Alat itu mampu mendeteksi metal yang berada di laut di kedalaman 60-70 meter.
"Namun, tidak bisa menentukan bahwa itu kapal atau pesawat. Tapi alat ini akan kami terjunkan," ungkap dia.