AirNav Indonesia memastikan bahwa perintah agar pesawat AirAsia QZ8501 menaikkan ketinggiannya tak pernah dijawab oleh pesawat yang membawa 162 orang itu. Hanya berjarak dua menit dari komunikasi terakhir, pesawat AirAsia QZ8501 hilang kontak dengan air traffic control (ATC) Bandara Soekarno-Hatta.
Direktur Safety and Standard AirNav Indonesia, Wisnu Darjono mengungkapkan, pada pukul 06.12, ATC Bandara Soekarno-Hatta berkomunikasi dengan pilot AirAsia QZ8501.
Dia meminta untuk bergeser ke kiri untuk menghindari cuaca buruk. Izin itu diberikan dan akhirnya pesawat bergeser 7 mil dari posisi awal. Tapi, kata Wisnu, pilot kembali meminta mengubah posisinya ke ketinggian 38.000 kaki.
"Request to higher level," ujar Capt. Irianto, pilot Airasia QZ8501, yang saat itu menerbangkan pesawatnya di ketinggian 32.000 kaki.
Setelah itu, Wisnu mengatakan bahwa petugas ATC Bandara Soekarno-Hatta menjawab langsung permintaan itu. "Intended to what level?" tanya petugas seperti ditirukan Wisnu.
Pilot menyatakan ingin terbang di ketinggian 38.000 kaki tanpa menyebutkan alasannya.
Pihak ATC Bandara Soekarno-Hatta kemudian mengontak ATC Bandara Changi Internasional, Singapura, untuk melakukan koordinasi.
"Hanya butuh waktu 2-3 menit untuk berkomunikasi dengan Singapura. Dari situ, kami memberikan izin agar pesawat naik 34.000 kaki," ucap Wisnu.
Saat itu, pesawat diberikan izin naik ke 34.000 kaki karena di saat yang sama pada level 38.000 kaki masih terdapat pesawat yakni AirAsia 502.
"Saat kami sampaikan jawaban agar naik ke 34.000 kaki, sudah tidak ada lagi jawaban sekitar pukul 06.14."
ATC Bandara Soekarno-Hatta kemudian mengontak pesawat-pesawat di sekitar AirAsia QZ8501 untuk juga membantu menghubungi pesawat itu. Ketika itu, pesawat masih terdeteksi di radar ATC. Namun, upaya itu menemui kegagalan karena tak ada lagi jawaban.
Pukul 07.55, pesawat AirAsia QJ8501 dinyatakan resmi hilang kontak. Posisi terakhir diduga berada di sekitar Tanjung Pandan, Belitung dan Pontianak, Kalimantan Barat. Upaya pencairan bangkai pesawat masih terus dilakukan oleh berbagai pihak.