Tumpahan Minyak Itu Ternyata Gugusan Karang

By , Selasa, 30 Desember 2014 | 13:00 WIB

Laporan dari tim pencari udara bahwa ada penampakan 'tumpahan minyak' di area pencarian pesawat AirAsia QZ81501 telah diverifikasi sebagai gugusan karang.

Area pencarian pada hari Selasa (30/12) diperluas menjadi 13 area setelah sebelumnya hanya merangkum tujuh area.

"KRI Pattimura berhasil mencapai pada koordinat yang diduga ada tumpahan minyak, hasilnya ternyata disitu ada dua gugusan karang yang berada di bawah permukaan air, jadi pada waktu unsur udara kita melihat secara visual ada bayang bayang seolah itu tumpahan minyak padahal itu dua gugusan karang yang lebar bentuknya," kata Ketua Basarnas Bambang Sulistyo.

Ia juga mengklarifikasi tentang polemik sinyak darurat yang pada hari Senin dilaporkan diterima di dua titik.

"Kita sudah evaluasi dan saya sudah sampaikan sampaikan kemarin kemungkinan-kemungkinan. Saya mendapat informasi dari penerbangan Garuda ada sinyal yang muncul dengan frekuensi yang sama 121,5 tapi titiknya ada ditempat yang jauh dari posisi pesawat yang sedang kita cari," tambahnya.

Basarnas memiliki identitas ELT (alat pemancar sinyal darurat) yang terpasang di pesawat AirAsia yang hilang.

"Karenanya saya bisa memastikan kalau terjadi laporan sinyal emergency itu benar atau tidak saya punya datanya," kata Bambang.

Kesaksian nelayan

Tim pencari hari ini juga akan membawa dua orang nelayan yang mengaku mendengar dan melihat dentuman di lokasi yang diperkirakan menjadi titik hilangnya pesawat.

"Satu orang melihat tapi tidak mendengar dentuman, satunya lagi melihat dan mendengar dentuman. Nelayan itu dibawa untuk menyusuri pendengaran atau penglihatan mereka," kata Bambang.

Kekuatan pencarian hari ini sama dengan yang kemarin, hanya ada tambahan dari TNI Angkatan Darat dan Polri.

Bantuan tambahan diharapkan bisa langsung masuk ke daerah operasi bantuan yaitu pesawat pencari Orion dari Korea Selatan.

Basarnas juga telah menerima tawaran dari AS berupa helikopter dan kapal dengan sistem sonar yang saat ini masih berada di Singapura. Cina juga menyatakan ingin mengirim dua pesawat dan dua kapal.

"Pada prinsipnya untuk semangat kita demi mencapai hasil yang kita inginkan, bantuan kita terima," kata Bambang.