Banjir Jakarta berpotensi terjadi pada pertengahan Januari 2015. Hal ini sesuai dengan prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyatakan bahwa hujan akan memuncak pada periode tersebut.
"Sesuai prakiraan BMKG, puncak hujan mulai nanti pertengahan Januari, jadi banjir tetap berpotensi terjadi di Jakarta," kata Tri Budiarto, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB.
Curah hujan, walaupun bukan satu-satunya sebab, diprediksi bakal memicu banjir sebab sejumlah masalah kota Jakarta seperti makin sempitnya sungai, saluran irigasi, dan sampah belum teratasi.
Sebagai langkah siap siaga banjir, BNPB merencanakan penguatan berupa pos dan logistik. "Akan kita lakukan mulai 10 Januari nanti," kata Tri usai konferensi pers Kaleidoskop Bencana 2014 di BNPB, Selasa (30/12).
Awal tahun 2014 lalu, banjir terjadi di 307 titik di Jabodetabek. Tri memerkirakan, jumlah sebaran titik banjir Jakarta akan sama. Jadi, BNPB juga bakal mengerahkan upaya yang sama.
"Kita akan buat 21 titik penguatan dan 1 satu pusat logisitik nasional di Monas, 3 di Tangerang dan 2 di Bekasi," kata Tri. Tujuan penguatan ini lebih untuk memberi pelayanan pada para pengungsi.
Masa tanggap darurat banjir ditetapkan 20 – 27 Januari 2015, masa yang diprediksi sebagai puncak musim hujan. Sementara, 28 Januari – 8 Februari 2015 ditetapkan sebagai masa transisi dan pemulihan. BNPB menyiapkan dana Rp300 miliar untuk tanggap darurat banjir.
Tri menuturkan, banjir tak hanya perlu diwaspadai oleh wilayah Jabodetabek. "Kalau Jakarta banjir, wilayah pantura lain mulai Jawa Barat sampai Timur juga berpotensi banjir," katanya.
Data BNPB menyebut, 315 kabupaten/kota di Indonesia berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari banjir. Sementara itu, jumlah penduduk terpapar dari bahaya sedang - tinggi banjir mencapai 63,7 juta jiwa.