Kisah Para Penemu Serpihan Pesawat AirAsia QZ8501

By , Rabu, 31 Desember 2014 | 12:55 WIB

Anggota TNI melakukan pengamatan dari jendela pesawat dalam operasi pencarian AirAsia QZ8501, di atas Laut Jawa, Senin (29/12/2014). (AFP Photo/Juni Kriswanto, via Kompas.com)

!break!

Menantang bahaya

Selama 3 hari masa pencarian, para prajurit dari Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta ini mengaku memang memiliki waktu istirahat yang lebih sedikit. Salah satunya, Lettu Penerbang Suma yang harus melakukan pengintaian dari udara sejak pukul 07.00 dan baru mendarat pukul 19.00 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Setelah mendarat, tentu tidak langsung beristirahat. Para prajurit ini harus mengatur strategi untuk melanjutkan pencarian keesokan harinya. Hingga tidurpun terkadang larut malam, dan sebelum subuh mereka harus kembali mempersiapkan pesawat untuk kembali terbang melakukan pencarian. Belum lagi soal bahaya yang mengintai.

"Dalam pengintaian, kami harus turun hingga 500 feet (sekitar 150 meter dari permukaan laut), dan kondisi cuaca di lokasi di atas perairan dekat Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, sangat memungkinkan untuk terjadinya turbulensi terhadap pesawat yang kami kendalikan," ungkap Kapten Ammad.

Meski demikian, semua itu seolah tak terasa karena mereka mengemban tugas dari pimpinan untuk menemukan pesawat hingga bisa memastikan kepada keluarga penumpang dan awak pesawat, bahwa pesawatnya telah ditemukan. Belum misi pengangkatan korban yang masih harus dilakukan.

Doa kita semua agar, seluruh penumpang dan awak dapat segera ditemukan dan penyebab jatuhnya pesawat dapat diketahui.