Proses evakuasi jenazah terus dilakukan tim SAR gabungan hingga Rabu (31/12) tengah malam. Cuaca buruk menjadi tantangan terbesar bagi tim penyelamat ini.
Kepala Badan SAR Nasional FHB Soelistyo mengungkapkan tim SAR sampai harus bertaruh nyawa untuk mengangkut tujuh jenazah yang ditemukan di sekitar perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
"Saudara kita dua ini, bisa berhasil diambil dengan taruhan keselamatan tim sendiri. Di situ memang kita ditantang untuk kecepatan dan keakuratan proses evakuasi," kata Soelistyo.
Hingga tengah malam tadi, sudah ada empat jenazah yang berhasil dievakuasi. Dua jenazah sudah berada di RS Bhayangkara Polri untuk dilakukan proses identifikasi.
Untuk mengangkut dua jenazah pada malam hari, Soelistyo mengaku bukanlah perkara mudah. Pasalnya, dua jenazah itu ada di dalam KRI yang tak bisa merapat ke garis pantai. Mulanya, evakuasi direncanakan menggunakan helikopter. Namun, karena cuaca buruk, helikopter tak bisa digunakan.
"Kondisinya ombak sampai 5 meter, angin 40 km per jam, hujan lebat terutama di daerah pencarian," kata dia.
Hasilnya tim SAR pun mengupayakan dengan menggunakan kapal yang lebih kecil untuk mengangkut kedua jenazah itu. Dari Pangkalan Bun dilaporkan bahwa dua jenazah itu akhirnya dibawa menggunakan tug boat milik warga tanpa pengawalan dari pihak TNI dan kini sudah berada di rumah sakit setempat.
Sementara itu, kata Soelistyo, penyelam belum diturunkan pada Rabu lantaran cuaca buruk. Karena itu, diperkirakan para penyelam ini akan kembali melakukan pencarian di pagi hari apabila kapal yang mengangkut para penyelam ini merapat ke lokasi pencarian. "Semoga cuaca bagus, maka kita bisa melakukan penyelaman," kata dia.