Pangkalan Bun, ibu kota Kabupaten Kotawaringin Barat, menjadi sibuk—setidaknya satu minggu belakangan ini. Kota yang secara toponomi tertulis Pangkalanbun ini menjadi tuan rumah atas pelaksanaan evakuasi jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia nomor penerbangan QZ8501 yang dilaporkan hilang kontak pada Minggu (28/12) pagi.
Pada hari keenam, Jumat (2/1), pencarian jenazah korban dan serpihan pesawat terus dilakukan—sekalipun harus berhadapan dengan cuaca buruk. Badan SAR Nasional merilis hasil pencarian korban dan pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata, perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Minggu (28/12) lalu. Hingga saat ini, Basarnas merilis sudah ada 30 jenazah yang ditemukan dalam pencarian hari keenam, Jumat (2/1).
"Sampai detik ini, saya bisa mengkonfirmasi sudah ada 30 jenazah yang ditemukan," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya FH Soelistyo, dalam konferensi pers di Kantor Basarnas, Jumat (2/1) sore.
Bambang Soelistyo kemudian menjelaskan, sebanyak 10 jenazah sedang dalam penerbangan dari Pangkalan Bun ke Surabaya untuk menjalani proses identifikasi. "Sedangkan 4 jenazah masih ada di Pangkalan Bun," ucap Soelistyo.
Selain itu, masih ada juga 7 jenazah yang saat ini sedang berada di KRI Bung Tomo. "1 jenazah juga masih berada di Kapal Diraja Pahang (milik Malaysia)," ujar Soelistyo. Hingga saat ini, 8 jenazah yang berada di dua kapal itu masih belum bisa diterbangkan ke Pangkalan Bun.
Selain itu, Soelistyo juga mengatakan ada 8 jenazah lain yang berada di Surabaya. Empat jenazah di Surabaya itu sudah menjalani diketahui identitasnya dan dikembalikan kepada keluarga. Sedangkan 4 jenazah lain masih dalam proses identifikasi.