BMKG: Butiran Es Diduga Menjadi Penyebab Hilangnya QZ8501

By , Minggu, 4 Januari 2015 | 09:30 WIB

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mempublikasikan analisis meterologis. Dijelaskan cuaca buruk dan ekstrem pada Minggu (28/12) silam kemungkinan merupakan penyebab kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501.

Analisis tersebut menunjukkan bahwa pesawat AirAsia kemungkinan telah terbang dan masuk dalam awan badai atau Kumulonimbus.

(Baca juga: Analisis LAPAN Perkuat Dugaan QZ8501 Gagal Hindari Awan Kumulonimbus)

Kepala Penelitian dan Pengembangan Litbang BMKG Edvin Aldrian mengatakan, ketika peristiwa terjadi terdapat awan badai yang mengandung butiran es atau icing. Awan badai tersebut terjadi pada ketinggian mulai dari 30.000 kaki hingga 48.000 kaki.

"Berdasarkan data yang tersedia di lokasi terakhir pesawat yang diterima cuaca adalah faktor pemicu terjadinya kecelakaan tersebut, " jelas Aldrian, "Butiran-butiran es dapat menyebabkan mesin pesawat mengalami kerusakan karena pendinginan."

Analisis Meteorologi mengungkapkan citra satelit IR mengidentifikasikan awan konvektif pada jalur penerbangan yang dilewati AirAsia QZ8501. Hal ini menunjukkan suhu puncak awan mencapai minus 80 drajat Celcius sampai minus 85 drajat Celcius.

Artinya terdapat butiran-butiran es di dalam awan tersebut. Sementara pada ketinggian 32.000 kaki, suhu diperkirakan mencapai lebih dari minus 25 derajat celcius.

"Bagaimanapun ini hanya satu analisis kemungkinan berdasarkan data meteorologis yang ada, dan bukan merupakan keputusan akhir penyebab kecelakaan itu," kata Aldrian BBC Indonesia.

Kemudian pesawat meminta ijin kepada menara pengawas lalu lintas udara di Jakarta untuk terbang di ketinggian 38 ribu kaki dari posisi semula 32 ribu kaki untuk menghindari awan Kumulonimbus.

Tetapi ketika itu ada pesawat lain diatasnya sehingga ijin tak segera diberikan, ketika ijin diberikan tidak ada respon dan pesawat hilang kontak.

Badan SAR Nasional Basarnas Sabtu (03/12) pagi mengumumkan telah menemukan dua potongan besar pesawat AirAsia dilokasi pencarian di Selat Karimata Kalimantan tengah.

Sampai Sabtu siang, 30 jenazah sudah dievakuasi, dan empat penumpang sudah diidentifikasi oleh Tim DVI.