Basarnas: Wilayah Pencarian Diperluas ke Bagian Timur

By , Minggu, 4 Januari 2015 | 14:40 WIB

Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo mengatakan, wilayah pencarian pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Selat Karimata diperluas ke arah timur. Menurut dia, perluasan area pencarian dilakukan untuk mengatisipasi adanya obyek pencarian yang terbawa arus.

"Searching dan evakuasi oleh unsur udara dan laut kita perluas ke arah timur karena hari kedelapan diprediksi kalau ada objek atau jenazah terbawa arus dapat diantisipasi," kata Soelistyo di Kantor Basarnas, Jakarta, Minggu (4/1).

Soelistyo mengatakan, perluasan dilakukan di sektor pencarian yang semula luasannya 15.075 nautical miles menjadi 20.700 nautical miles. Koordinat perluasan wilayah tersebut, kata dia, didapatkan melalui aplikasi penghitungan bernama SAR Mapping.

Sebelum memulai pencarian, tim penyelamat kita terlebih dahulu melakukan briefing dan berdoa demi kelancaran operasi. Hal ini dapat kita jumpai di Lapangan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. (Efan Ekananda/National Geographic Indonesia)

Dengan adanya evaluasi melalui aplikasi tersebut, Basarnas dapat memperkirakan adanya obyek pencarian dari waktu ke waktu. "Jadi kita bisa cover kalau ada bagian pesawat dan korban karena belum ditemukan dan pengaruh arus laut dengan perkiraan itu bisa kita temukan," ujar Soelistyo.

Tak hanya melalui udara dan permukaam laut, pencarian pun dilakukan di area bawah laut untuk mencari obyek mau pun jenazah yang tenggelam, termasuk pencarian blackbox oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Jenazah penumpang AirAsia QZ8501 dipindahkan ke KRI Banda Aceh, Sabtu (3/1). (Kompas.com/Ican Ihsannuddin)

"Masalah bagian pesawat di bawah laut yang utama kita cari untuk kepentingan investigasi Basarnas. Tugas pokok kita mencari korban dan mengevakuasi," kata Soelistyo.

Ada pun sejumlah unsur pencarian yang dikerahkan hari ini yaitu sebanyak 20 pesawat yang terdiri dari empat Fix Wing dari Indonesia, 10 helikopter dari Indonesia, dua helikopter Singapura, dua helikopter Amerika, satu Fix Wing Korea, dan satu Fix Wing Rusia.

Sementara di unsur laut dikerahkan sebanyak 27 kapal yang terdiri dari 16 kapal dari Indonesia, empat kapal Singapura, tiga kapal Malaysia, dua kapal Amerika, dan dua kapal Jepang.