Bermain Gawai Sebelum Tidur, Anak Jadi Kurang Tidur

By , Senin, 5 Januari 2015 | 20:13 WIB

Menurut sebuah studi dari Universitas California (UC) Berkeley, anak-anak dengan akses ke tablet atau ponsel pintar di kamar tidur mereka, akan memiliki waktu tidur yang kurang di malam hari dibanding anak-anak lain yang tak bermain gawai.

Studi ini menemukan bahwa memiliki layar sentuh kecil dalam jangkauan ternyata memiliki dampak sedikit lebih buruk ketimbang televisi terhadap 2000 anak berusia 9 hingga 13 tahun, ketika dikaitkan dengan kurangnya waktu tidur.

Secara keseluruhan, mereka yang memiliki akses ke ponsel pintar dan tablet memiliki waktu tidur per malam hampir 21 menit lebih sedikit dibanding anak-anak yang kamarnya bebas dari teknologi tersebut. Anak-anak dengan gawai ini juga lebih cenderung merasa kurang tidur.

Juga anak-anak dengan televisi di kamar tidur mereka mendapat waktu tidur 18 menit lebih sedikit daripada anak-anak tanpa televisi di kamar mereka.

"Kehadiran layar kecil, tetapi bukan TV, dalam lingkungan tidur, dikaitkan dengan waktu istirahat atau tidur yang dirasakan kurang cukup," tulis studi yang dipimpin oleh Jennifer Falbe dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UC Berkeley ini.

"Temuan ini memberi peringatan terhadap akses layar sentuh yang tak terbatas di kamar tidur anak-anak", kata Jennifer.

Hasil ini didapat dari serangkaian data yang menemukan bahwa penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur menyebabkan kualitas tidur yang buruk, termasuk studi pada bulan November yang menyebut bahwa orang dewasa pengguna e-Readers sebelum tidur, mengalami kesulitan yang lebih besar untuk tertidur dibanding mereka yang membaca buku-buku cetak.

Ilustrasi. (Thinkstockphoto)

Sementara studi dari Universitas Texas menemukan bahwa cahaya yang dipancarkan e-Readers mengganggu jam biologis alami dengan menekan tingkat melatonin, hormon yang mengontrol siklus siang-malam.

Menurut survei bertema "Anak-Anak dan Ponsel Pintar" dari lembaga Trade Micro Australia yang diterbitkan Juli tahun lalu, di Australia, 63% anak-anak berusia antara 8-11 tahun dan 73% anak-anak berusia antara 12-15 tahun ternyata memiliki tablet atau ponsel pintar mereka sendiri atau menggunakan gawai milik orangtua mereka.