2015, Peluang dan Tantangan Menghadapi HIV/AIDS

By , Minggu, 11 Januari 2015 | 18:30 WIB

Kepala lembaga advokasi HIV/AIDS ternama mengatakan bahwa tahun2015 adalah tahun penuh peluang besar dan tantangan berat dalam menanggulangi wabah ini. Pasalnya HIV/AIDS yang sudah berlangsung 35 tahun dan menjangkiti lebih dari 30 juta orang.

Direktur Pelaksana AVAC Mitchell Warren mengatakan, tantangan memasuki tahun baru 2015 adalah bagaimana temuan-temuan ilmiah terbaru bisa diterapkan. Warren mengatakan, "temuan ilmiah ini bertujuan mempercepat pengembangan etika dan penyampaian secara global, terhadap cara-cara pencegahan HIV, sebagai bagian dari tanggapan yang menyeluruh."

“Ini adalah tahun yang akan menentukan arah AIDS. Kita sudah memasuki periode wabah HIV/AIDS, lebih dari 34 tahun,” tambahnya.

Menurutnya, sekarang adalah saatnya kita mengetahui apakah kita berada di jalur yang tepat untuk secara tuntas menghentikan wabah ini. Lebih lanjut, di tahun yang akan mendatang akan terus bergelut  dengan harapan melakukan yang terbaik, namun tidak tahu secara pasti.

Ia mengatakan pada awal 2015 akan diumumkan hasil dari keampuhan vaksin mikroba untuk secara efektif mencegah HIV.

“Seperti yang Anda ingat, tahun 2010 lalu, kita mendapatkan bukti konsep awal uji coba CAPRISA yang menunjukkan bahwa gel tenofovirsebagian berperan melindungi perempuan-perempuan di Afrika Selatan,” ujarnya.

!break!

Tenofovir adalah antiretroviral yang umumnya digunakan untuk menjinakkan virus dalam tubuh, namun juga dikenal ampuh mencegah infeksi.

Sejak 2010, sebuah studi dilakukan untuk memastikan dan mengembangkan hasil temuan CAPRISA. Temuan ini disebut FACTS001 dan juga dilakukan di Afrika Selatan. Studi ini didanai pemerintah Amerika, Afrika Selatan dan Yayasan Gates.

Warren mengatakan FACTS001 bisa memastikan apakah geltenofovir, yang digunakan sebelum atau sesudah aktivitas seks bisa mencegah infeksi HIV.

“Hasilnya diharapkan diketahui pada kuartal pertama tahun ini. Jika hasilnya positif dan membenarkan temuan CAPRISA, barulah kami pikirkan bagaimana menerapkannya di luar dari percobaan klinis. Jadi, saya berpendapat kwartal pertama ini sangat menarik, dengan menanti hasil uji coba tersebut,” ujarnya.

Di Afrika Selatan, uji coba vaksin AIDS lain juga sedang dilakukan tahun 2015 ini. Uji coba ini merupakan tindak lanjut uji coba vaksin Thailand. Vaksin Thailand ditemukan pada 2009 yang menunjukkan bahwa perlindungan terhadap HIV dimungkinkan. Namun hasil uji coba Afrika Selatan dan studi-studi terkait, belum akan tersedia untuk beberapa tahun ke depan.

Warren tidak melihat wabah HIV/AIDS akan berakhir, setidaknya dalam 10 tahun ke depan. Salah satu kendala adalah stigma dan diskriminasi yang terus berlangsung.

Ia mengatakan, jika masalah ini tidak diselesaikan, maka tidak ada vaksin atau antiretroviral yang akan efektif dalam jangka panjang. Ia menambahkan bahwa “belum ada hasil medis yang bisa mengubah persepsi seseorang tentang orang lain."