Telah ada terobosan ilmu forensik dalam memerangi kejahatan terhadap satwa liar!
Sebuah tim ilmuwan dari Dundee kini sanggup mengidentifikasi sidik jari manusia pada bulu burung pemangsa, yang populasinya terancam akibat diracun, ditembaki, dan diperangkap.
Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science and Justice, para ilmuwan Universitas Abertay di Dundee menunjukkan metode pengangkatan sidik jari dari bulu-bulu burung menggunakan bubuk yang terang.
“Kami menggunakan bubuk ini karena dapat bersinar di bawah cahaya laser. Oleh karena itu, bubuk ini terlihat mencolok sehingga mudah dilihat. Hal itu membuat kami dapat melihat dan merekam sidik jari tersebut agar dapat dicocokkan dengan pelaku,” kata peneliti utama, Dennis Gentles.
Menurutnya, terdapat bagian spesifik pada burung yang dapat diteliti.
“Kami temukan bahwa metode terbaik adalah dengan menggunakan bulu sayap. Sidik jari tetap terlihat di sana karena bulu-bulu tersebut lebih padat,” kata Gentles.
Burung pemangsa
Tim tersebut dapat mengidentifikasi sidik jari dari bulu enam spesies burung yang mereka teliti, yakni burung kestrel, sparrowhawk, elang, elang merah, elang emas dan elang berekor putih.
“Sebelum ini kami sering menemukan burung pemangsa pada dasar gunung dan heran bagaimana mereka sampai di sana. Namun sekarang kami dapat melihat burung dan mengangkat sidik jari darinya, untuk mengetahui apakah telah ditangani secara ilegal. Keberadaan sidik jari memang mencurigakan dan akan membawa kami kepada orang yang menangani dan membuang burung tersebut dengan cara seperti ini,” imbuhnya.
Para peneliti studi ini juga dapat mengangkat sidik jari dari telur burung menggunakan bubuk magnetik hitam, yang dapat membantu polisi melacak dan menghukum kolektor ilegal.
Angka terbaru dari Komunitas Pelindung Unggas di Inggris mengungkapkan bahwa pada 2013 terjadi lebih dari 120 insiden penembakan, penangkapan, dan peracunan burung pemangsa di Inggris.