Mendukung Juventus, Orang Italia Merasa Keren

By , Jumat, 16 Januari 2015 | 11:47 WIB

Italia memiliki sejumlah klub sepak bola terkenal. Namun, bicara soal popularitas di dalam negeri, Juventus boleh dikedepankan. La Vecchia Signora merupakan klub dengan jumlah suporter terbanyak di Negeri Spageti.

Temuan sebuah lembaga riset, Demos & Pi, menjadi salah satu bukti. Dalam riset yang dilakukan pada September 2010, mereka menemukan bahwa sebanyak 12 juta orang Italia mendukung Juventus. Jumlah itu mencapai 29% dari total suporter sepak bola di Italia.

Bukan hanya itu, meski berbasis di Kota Turin, Juventini tersebar di seluruh penjuru Italia. Hal itu ditegaskan oleh penelitian yang dilakukan Calcio in Borsa pada 2002. Mereka menemukan bahwa dari 18 wilayah di Italia, 11 di antaranya dikuasai oleh Juventini.

Tidak mengherankan, di seantero Negeri Spageti, mudah ditemui keberadaan para pendukung Juventus. Inilah yang membuat pertandingan tandang mereka selalu ramai. Bahkan, jumlah Juventini di luar Turin malah lebih banyak.

Simbol modernitas

Penyebab popularitas Juventus tidak bisa dilepaskan dari prestasi. Sebagai klub tersukses di Italia, La Vecchia Signora mudah menggaet penggemar. Namun, daya tarik Juventus ternyata bukan hanya kesuksesan di atas lapangan hijau. Mereka dianggap sebagai representasi modernitas sehingga orang Italia merasa keren ketika sudah menjadi Juventini.

Ihwalnya adalah kaitan antara Juventus dan raksasa industri Italia, FIAT. Juventus dimiliki oleh Keluarga Agnelli yang juga merupakan pemilik FIAT.

Sekitar 1950-an, bisnis FIAT berkembang pesat. Mereka menguasai beragam sektor industri di Italia mulai dari otomotif hingga pertanian. Saking besar dan berpengaruhnya FIAT, sampai ada lelucon Fiatalia untuk menyebut Italia.

Perkembangan bisnis FIAT membuka lapangan kerja besar di Turin. Urbanisasi pun tercipta di sana. Orang-orang dari seluruh penjuru Italia terutama dari kawasan Italia Selatan yang tertinggal berbondong-bondong datang ke Turin untuk bekerja di pabrik-pabrik milik FIAT.

Hal itu membuat populasi penduduk di Kota Turin antara 1951 hingga 1967 meningkat pesat dari 719.300 orang menjadi 1.124.714 orang.

Sebagai pekerja di FIAT, para imigran itu pun mempunyai ikatan emosi dengan Juventus. Selain sebagai gantungan hidup, FIAT dinilai sebagai simbol modernitas. Otomatis, dengan mendukung Juventus yang erat dengan FIAT, mereka juga merasa diri mereka "keren".

Kondisi itu menurut seorang peneliti urbanisasi di Turin pada 1960-an, Goffredo Fofi, membuat sebuah fakta mencengangkan pernah terjadi. Fofi mencatat dalam sebuah sebuah pertandingan antara Juventus dan Palermo, para pekerja asal Sicilia malah mendukung La Vecchia Signora yang notabene bukan tim dari daerah asal mereka.

Ketika kembali ke kampung halaman masing-masing entah sekadar berlibur atau bertemu dengan sanak saudara, para urban itu mencoba menularkan "keyakinan sepak bola" mereka. Hal itu terbukti sangat efektif dalam mendongkrak popularitas Juventus. Mereka hingga kini menjadi klub terpopuler di Italia.