Sepak bola boleh menjadi olahraga terpopuler di dunia. Namun, itu tidak berlaku di Amerika Serikat (AS). Di Negeri Paman Sam, popularitas sepak bola masih kalah di bawah American Football, baseball, bola basket, dan hoki es.
Terdapat beragam faktor yang menghambat perkembangan sepak bola di AS. Tapi, bias gender bisa menjadi salah satu jawabannya.
Seperti halnya olahraga kebanyakan, kaum pria menjadi penikmat dan pelaku terbesar sepak bola di dunia. Namun, kondisi di AS sungguh unik. Di sana sepak bola justru lebih populer di para wanita.
Kantung terbesar pelaku dan penggemar sepak bola di AS ada di institusi pendidikan. Olahraga ini mulanya mulai tumbuh di sekolah dan universitas pada 1980-an. Awalnya pemainnya didominasi kaum pria. Namun, sejak 1990-an, animo kaum wanita meningkat pesat.
Menurut catatan American Soccer Historic Archives, sejak 1997 jumlah tim sepak bola wanita di perguruan tinggi ataupun sekolah di AS sudah melebihi jumlah tim pria.
Para orang tua berjasa dalam memopulerkan sepak bola di kalangan wanita AS. Mereka lebih memilih putrinya memainkan sepak bola karena dinilai sebagai olahraga yang aman. Jika dibandingkan dengan American Football, pandangan tersebut jelas tepat. American Football memang jauh lebih keras dibanding sepak bola.
Bukan hanya itu, sepak bola juga dinilai terbilang "aman" bagi perkembangan mental anak. Olahraga ini mengedepankan kolektivitas, sehingga kebintangan seseorang tidak begitu menonjol. Sifat sepak bola berbeda jauh dibanding dengan olahraga populer lain di AS yang rata-rata mengedepankan kemampuan individu seperti baseball dan bola basket.
Kondisi ini membuat sepak bola belum bisa menjadi olahraga nomor satu di AS. Kaum pria di AS yang notabene konsumen olahraga terbesar menilai sepak bola kurang "macho" karena lebih banyak dimainkan oleh para wanita.
Akan tetapi, situasi itu menjadi berkah bagi perkembangan sepak bola wanita AS. Timnas sepak bola wanita AS merupakan salah satu kekuatan besar di dunia. Mereka menjuarai Piala Dunia Wanita sebanyak dua kali pada 1991 dan 1999. Posisi itu membuat mereka sejajar dengan Jerman sebagai tim yang menjuarai Piala Dunia Wanita terbanyak.
Timnas sepak bola wanita AS menuai berkah dari bias gender. Mereka memiliki stok pemain berlimpah karena para wanita di AS rajin memainkan sepak bola.