Pasir putih bersih dan halus bak tepung terhampar luas. Kei memberikan kenikmatan. Saat meti (laut dalam kondisi surut) tersaji panorama putih tak berujung. Keriaan meruyak. Anak-anak bermain di atas pasir, air laut membiru menyegarkan mata. Pasir putih terbasuh air. Anak-anak bertambah tingkah. Ini saatnya mengusap tubuh dengan air laut. Sementara itu, nelayan bersiap melaut. Senja cerah menyajikan pemandangan mentari membulat tenggelam di batas horizon. Saya menikmati sajian khas Kei Kecil, yang menjadi bagian Kepulauan Kei, di tenggara kawasan Wallecea. Indra penciuman saya mulai bekerja ketika aroma ikan bakar tersapu angin. Wow! Ikan segar hasil menjala atau memancing telah terpanggang di atas bara. Lauk berkawan sepiring nasi yang mengepul dan sambal. Lezat!
Pulai Kei Kecil memang begitu khas dengan panorama seperti itu. Tertarik? Dari Langgur, kota utama, Pantai Pasir Panjang Ngur Bloat jadi pilihan terdepan. Kita bisa mencapai pantai dengan dua cara: angkutan umum dan ojek motor.
Saat malam merayap, saya berbaur dengan warga nelayan seraya menikmati sajian bahari di warung tepi pantai. Pasir panjang merayu saya agar menunda jadwal pulang. Saya memang harus berkemas. Namun, saya telah berjanji. Lain waktu saya akan kembali dan menyiarkan kecantikan perairan yang diapit oleh Laut Banda dan Palung Aru. Arus upwelling musiman telah mendorong produktivitas organik yang tinggi. Hmm... pantas saja saya mendapat sajian lezat!