Permukaan air laut berteriak tenang senada gerak gemulai penyelam saat menyelami surga bawah laut Pulau Kayoa, Halmahera Selatan. Warna biru semakin pekat menyelubugi daya tangkap mata pada kedalaman 20 m. Adrenalin kian terpacu.
Semakin dalam menyelam, semakin terlihat kontur dasar perairan yang ekstrim berbentuk wall atau tebing bak sosok raksasa laut dipadu oleh lubang-lubang gua yang begitu menegangkan hati.
Secercah kehidupan taman laut Kayoa mencul dari iringan ikan-ikan ekor kuning (Caesio cuning), ikan baronang (Siganus virgatus), warna-warni bintang laut (Enchinaster luconicus dan Linckia laevigata), serta kerang laut kima (Tridacna maxima). Terkadang moray, biota laut berbahaya ini kerap muncul di antara celah karang, serta keberadaan hiu. Selamat datang di perairan Kayoa!
Kayoa bukan hanya habitat dari biota laut saja, tetapi juga rumah dari terumbu karang yang kondisinya kini perlu mendapat perlindungan dan rehabilitasi. Selain upaya rehabilitasi, teknik menyelam juga harus diperhatikan, agar gerakan kaki teknik kayuhan fin, tidak berbenturan dengan terumbu karang. Gerakan kaki yang tidak berirama memberikan dampak negatif, mematahkan cabang karang.
Para penyelam Fisheries Diving Club dari Institut Pertanian Bogor sempat menikmati keindahan bawah laut Kayoa pada awal Febuari 2011. Mereka memilih tempat ini sebagai tujuan ekspedisi rutin yang digelar setiap tahun. Selain melakukan kegiatan penyelaman, mereka juga melakukan pendataan kekayaan bahari di sini. Tentu saja, data ini dapat berguna sebagai pengembangan kegiatan wisata bahari.
Dari Kepulauan Kayoa, bergeser ke arah barat juga memiliki sejumlah destinasi wisata bahari lain melambaikan auranya dalam keindahannya untuk bersentuhan dengan air laut. Di Pulau Taneti, kontur dasar laut yang flat namun indah bak surga.
Selain itu, terdapat perairan Pulau Popaco dan Pulau Miskin yang cocok untuk aktivitas snorkeling dan fun dive.