Rahasia Berumur 200 Tahun Milik Paus Kepala Busur

By , Minggu, 18 Januari 2015 | 17:15 WIB

Paus kepala busur yang hidup di Arktik dan bisa hidup lebih dari 200 tahun. Usianya yang panjang ini kemungkinan menjadikannya sebagai mamalia dengan usia terpanjang.

Menurut studi baru, genom atau perangkat kromosom dalam tiap inti sel yang dimiliki ikan paus kepala busut mungkin menyimpan rahasia umur panjang. Paus ini besar, kuat dan hidup sepanjang tahun di Kutub Utara. Ia menggunakan kepalanya yang besar untuk menembus lapisan es agar bisa bernafas.

Namun kenapa paus ini bisa hidup begitu lama? Pertanyaan inilah yang ingin dijawab ilmuwan dari University of Liverpool, Joao Pedro Magalhaes. 

"Saya tertarik untuk mempelajari berapa lama berbagai spesies bisa hidup. Misalnya, mengapa proses menua manusia lebih lambat dibandingkan primata lain. Kenapa tikus lebih cepat menua dibanding manusia atau paus? Dan kenapa paus kepala busur hidup lebih lama dibanding manusia, dan tampaknya terlindung dari penyakit yang disebabkan umur seperti kanker?" ujarnya.

Menurutnya ini terus menjadi misteri, namun dengan meneliti genom paus itu mempunyai manfaat. Yakni mencari pola dan membandingkan paus kepala busur dengan jenis paus lain yang sejenis namun berumur lebih pendek, seperti paus Minke.

!break!

"Kami khususnya mencari gen-gen yang memiliki mutasi khas yang terdapat pada ikan paus kepala busur. Kami mencari gen-gen yang di duplikasi, yaitu yang banyak terdapat pada paus kepala busur, namun tidak pada spesies yang sejenis. Hasilnya sangat menarik," ujarnya.

Dalam jurnal Cell Reports, Magalhaes dan rekan-rekannya menjelaskan berbagai perubahan pada gen paus kepala busur berkaitan dengan pembagian sel, perbaikan DNA, kanker dan proses penuaan.

Magalhaes mengatakan setiap spesies yang berumur panjang menggunakan trik yang beda dengan spesies lainnya. Ia ingin menemukan mekanisme alamiah yang memicu proses ini.

"Jika saya bisa menemukan trik-trik yang ada pada ikan paus kepala busur ini, dan apa yang membuatnya hidup lama dan terlindung terhadap penyakit-penyakit, kita bisa mencobakannya pada manusia, mungkin dengan menggunakan obat-obatan atau bahan kimia yang diarahkan pada gen-gen tertentu. Bisa juga dengan menggunakan terapi gen. Banyak kemungkinan yang akan muncul," papar Magalhaes.

Ia menambahkan, langkah selanjutnya adalah mengembangbiakkan tikus yang gen-nya dicampur dengan gen paus kepala busur, untuk melihat dampaknya pada umur dan berbagai mutasi terkait umur.

Namun penelitian ini juga bisa diterapkan untuk hal lain, katanya. Memahami dinamika populasi dan keanekaragaman genetika bisa membantu ahli konservasi, untuk melindungi spesies yang terancam karena habitat yang rusak, atau terkena racun yang terdapat di alam sekitarnya.