Nationalgeographic.co.id - Januari 1945, Hitler secara permanen mengungsi ke tempat perlindungan bom bawah tanah yang terletak dekat dengan gedung Kanselir. Führerbunker, kompleks bungker bawah tanah di Berlin ini berfungsi sebagai markas terakhirnya pada bulan-bulan terakhir Perang Dunia Kedua. Di tempat ini jugalah Hitler menghabiskan hari-hari terakhir sebelum mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Meningkatnya jumlah bom yang diluncurkan oleh sekutu membuat tempat penampungan serangan udara Kanselir Reich dimodifikasi menjadi bungker. Diawali dengan pembangunan Vorbunker atau bungker atas di tahun 1936. Vorbunker memiliki ruang generator dengan ventilator, asrama, dan toilet yang bercabang dari rute linier melalui koridor ruang makan pusat.
Sebuah bungker kedua, Führerbunker, ditambahkan di bawah taman Kanselir Reich pada tahun 1944 oleh perusahaan konstruksi Hochtief. Kedua bungker terhubung melalui tangga yang dijaga yang dapat ditutup dengan sistem sekat dan pintu baja.
Selain berfungsi sebagai pusat komando di masa kepemimpinan terakhirnya, Führerbunker juga menjadi tempat tinggal pribadi Hitler. Pasangannya, Eva Braun, serta anggota elit Nazi yang berpangkat tinggi juga tinggal di sini.
Baca Juga: Kesaksian Seorang Bocah Yahudi yang Bertetangga dengan Hitler
Meskipun lebih kecil dari Vorbunker, Führerbunker berisi ruang pengarahan, pertukaran telepon, ruang mesin, dan beberapa kamar tidur. Semua ruangan dilengkapi dengan barang-barang yang dipindahkan dari gedung Kanselir.
Karpet dan permadani mahal menutupi lantai dan karya seni berjajar di dinding. Termasuk lukisan favorit Hitler “Frederick the Great”, yang digantung di dinding kamar pribadinya yang nyaman. Hitler dan staf seniornya pindah ke Führerbunker pada 16 Januari 1945. Diikuti dengan Eva Braun dan Joseph Goebbels di bulan April.
Hitler menghabiskan total 105 hari tinggal di bungker. Di akhir rezimnya, staf kanselir dan bungker jatuh ke dalam kemerosotan, mereka menghabiskan waktu dengan bermabuk-mabukan.
Hitler, sementara itu, berjalan-jalan setiap hari di sekitar taman Kanselir Reich dengan anjing gembala Jerman kesayangannya, Blondi. Ini menjadi salah satu kesenangan terakhirnya yang tersisa.
Pada 19 April, tentara Soviet memulai kembali Operasi Serangan Strategis Berlin dan mengerahkan pasukan untuk mengepung kota. Hitler melakukan perjalanan terakhirnya ke taman Kanselir Reich pada hari ulang tahunnya yang ke-56 (20 April). Penampilannya pun jauh berbeda jika dibandingkan dengan lima tahun yang lalu. Kecanduan obat opioid dan penyakit parkinson, membuatnya sering gemetar dan tampak jauh lebih tua dari usianya.
Baca Juga: Melalui Gerakan Pemuda Hitler, Nazi Mendoktrin Jutaan Anak-anak Jerman