Menurut studi bari yang dipimpin Dr. Dennis Harries dari Fried Schiller, Universität di Jena, Jerman bahwa ada kemungkinan nitrogen telah ada di setelah bumi terbentuk dalam meterorit kuno.
Sebenarnya sudah sejak lama para ilmuwan dibuat bingung tentan asal usul nitrogen di Bumi. Hal ini terjadi karena komposisi isotop yang dihasilkan matahari berbeda dengan yang ditemukan dalam komet.
“Untuk waktu lama ada beberapa teori bahwa komet telah membawa air dan nitrogen ke bumi. Namun ada bukti lain yang berkembang bahwa rasio isotop dalam komet sangat berbeda dengan yang ada di atmosfer bumi,” ujar Harries seperti dikutip dari ABC Science, Selasa (20/1).
Dilaporkan dalam jurnal Nature Geoscience penelitian ini menggambarkan bagaimana meteorit sebenarnya merupakan kunci pengembangan hidup di Bumi.
Harries telah menemukan mineral biasa nitrogen yang cocok dengan nitrogen bumi. Menurutnya komposisi isotop ini mirip dengan yang ditemukan peneliti selama ini serta yang ada di atmosfer. Mineral tak biasa itu justru terdeteksi pada dua buat meteorit.
Mineral tak biasa itu disebutnya bernama carlsbergite merupakan senyawa kromium dan nitrogen. “Kristal ini hanya berukuran 100 nanometer, sehingga tidak bisa terlihat dengan mata telanjang,” paparnya.
Harries percaya adanya konsentrasi tinggi amonia di beberapa bagian nebula yang membentuk Matahari dan tata surya —sekitar 4,6 miliar tahun lalu—kemudian nitrogen terbentuk. “Kami berpikir bahwa amonia yang merupakan campuran air es, kemudian diuapkan oleh gelombang kejut atau tabrakan yang terjadi di dalam tata surya,” kata Harries. Ia berspekulasi bahwa asteroid yang mengandung carlsbergite kemudian terlempar karena gangguan gravitasi dan akhirnya berdampak pada Bumi.