Fakta di Balik Nyeri Maag

By , Jumat, 23 Januari 2015 | 06:43 WIB

Sebagian orang pernah merasakan rasa sakit akibat maag. Gejala nyeri di ulu hati, kembung, mual, muntah, rasa penuh atau cepat kenyang, disertai sendawa merupakan masalah yang sering ditemukan sehari-hari.

Dalam istilah kedokteran kumpulan berbagai gejala ini disebut sebagai sindrom dispepsia. Keluhan dispepsia bervariasi, baik dari jenis gejala maupun intensitasnya. Bahkan pada satu kasus dispepsia saja keluhannya dapat berganti-ganti.

Dispepsia secara umum dibagi menjadi dua yaitu dispepsia organik dan dispepsia fungsional. Dispepsia organik adalah gejala dispepsia yang disebabkan oleh gangguan organik, seperti luka di lambung, luka di usus, radang pankreas, radang saluran empedu, dan lain-lain. Sebaliknya, dispepsia fungsional berarti gejala dispepsia tanpa ditemukan adanya gangguan organik.

Dari gejala saja tidak mungkin membedakan dispepsia fungsional dengan dispepsia organik. Pemeriksaan lebih lanjut seperti laboratorium, radiologi dan endoskopi perlu dilakukan untuk memastikan jenis dispepsia yang diderita. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa 60 – 70 persen kasus dispepsia ternyata tidak ditemukan kelainan organik pada pemeriksaan endoskopi.!break!

Penyebabnya belum pasti

Gangguan pergerakan (motilitas), hipersensitivitas, dan gangguan persarafan dinding saluran cerna adalah berbagai kemungkinan mekanisme terjadinya dispepsia fungsional. Namun demikian penyebab pasti dispepsia fungsional hingga kini belum dapat ditentukan.

Beberapa penelitian terakhir menunjukkan bahwa dispepsia fungsional berhubungan dengan faktor genetik atau keturunan, adanya infeksi, serta faktor makanan dan stres sehari-hari.

Makanan atau minuman yang tinggi lemak serta dapat mengiritasi lambung seperti alkhohol, kopi dan makanan pedas dapat mencetus timbulnya dispepsia.!break!

Berhubungan dengan stres psikososial

Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara dispepsia dengan stres psikososial. Walau belum pasti berupa hubungan sebab akibat, beberapa data penelitian menemukan bahwa penderita dispepsia fungsional ternyata mengalami stres yang lebih hebat dibandingkan orang normal.

Umumnya para penderita menyatakan keluhan timbul ketika sedang stres.

Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa pasien-pasien dispepsia fungsional memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan psikiatri seperti gangguan panik, depresi.

Stres pun dapat menimbulkan penurunan fungsi saluran cerna, meningkatkan transit makanan dalam usus, serta memperlambat pengosongan lambung. Pengosongan lambung yang lambat inilah yang menyebabkan kembung dan rasa penuh pada perut. Umumnya para penderita dispepsia menyatakan keluhan timbul ketika sedang mengalami stres.