Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) kembali memberikan penghargaan tertinggi pada enam pahlawan lingkungan berupa KEHATI Award VIII. Mereka adalah kelompok atau individu yang telah berhasil dengan prestasi yang luar biasa dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman sumber daya hayati Indonesia secara berkelanjutan.
“Mereka adalah inspirasi untuk Indonesia,” ujar Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI, MS Sembiring di Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Jakarta, Rabu 28 Januari 2015. “Tidak ada keanekaragaman hayati, tidak ada kehidupan,” tambahnya.
Pemberian KEHATI AWARD VIII diberikan kepada enam pahlawan lingkungan dengan masing-masing kategori seperti Prakarsa Lestari Kehati, Pendorong Lestari Kehati, Peduli Lestari Kehati, Cipta Lestari Kehati, Citra Lestari Kehati, dan Tunas Lestari Kehati.
KEHATI Award kategori Tunas Lestari Kehati merupakan kategori tambahan yang sebelumnya diraih oleh Adeline Tiffanie Suwana pada KEHATI Award 2009. Kali ini generasi muda, KeSEMaT (Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur) dari Universitas Diponegoro, Semarang yang menjadi pemenang kategori Tunas Lestari Kehati karena upayanya menjadikan mangrove sebagai gaya hidup.
"Kami ingin menjadikan mangrove sebagai gaya hidup," kata Presiden KeSEMaT (Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur), Dinuarca Endra Wasistha dengan penuh keyakinan.
KeSEMaT berawal dari kegelisahan 9 orang mahasiswa Ilmu Kelautan yang khawatir dengan rusaknya ekosistem mangrove di Teluk Awur, Jepara. Kebetulan wilayah tersebut masih berada di dalam kawasan Universitas Diponegoro sehingga intervensi pada ekosistem mangrove tersebut untuk dilakukan konservasi bisa segera dilakukan.
Pada tahun 2001 itulah mereka membentuk KeSEMaT. Mereka kemudian mencoba menggabungkan apa yang mereka dapat dari mata kuliah terkait konservasi mangrove dengan program-program organisasi yang meliputi pengajaran, penyuluhan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan mangrove serta pemberdayaan masyarakat pesisir. Selama kurun waktu 2003 sampai dengan 2012 ini, maka KeSEMaT telah menanam kurang lebih 100.000 bibit mangrove di berbagai pesisir di Jawa.
Selain melakukan konservasi dengan penanaman dan pembibitan, KeSEMaT juga sangat aktif melakukan edukasi dan kampanye. Setiap tahun mereka mengadakan seminar yang mengundang pakar dan narasumber di bidang pengembangan mangrove. Ide-ide kreatif kampanye mangrove yang menyasar anak-anak muda juga terus dilakukan setiap tahun.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan terus dikembangkan melalui bentuk-bentuk kegiatan yang beragam, seperti kesematjurnal, kesematonline, Kesematours, kesemat movie, kesematmag, kesematkuistik.
"Semoga melalui kegiatan-kegiatan kami, banyak yang peduli dengan mangrove dan tidak gengsi untuk menggunakan produk-produk dari mangrove," kata Dinu.
Tak hanya peduli dengan mangrove, KeSEMaT juga membina masyarakat disekitar perairan mangrove. Mereka generasi muda memberi pelatihan membuat keripik dari mangrove dan membatik dengan pewarna alami dari ampas mangrove.