Peningkatan kunjungan turis asing ke Kota Yogyakarta terus diupayakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat dengan menguatkan wisata budaya yang masih menjadi magnet bagi wisatawan mancanegara (wisman) sampai saat ini.
"Wisman sangat tertarik dengan budaya asli Yogyakarta, terutama kehidupan masyarakat sehari-hari. Oleh karena itu, kami akan terus menguatkan wisata minat khusus ini melalui kampung wisata yang ada," kata Kepala Bidang Obyek dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Budi Santoso di Yogyakarta, Rabu (28/1).
Menurut dia, wisman yang sangat tertarik menjelajah kampung-kampung wisata di Kota Yogyakarta biasanya berasal dari Jepang dan Ceko.
Wisatawan Jepang, lanjut dia, menyukai berwisata menyusuri kampung-kampung yang berada di bantaran sungai seperti Sungai Code, sedangkan wisatawan dari Ceko banyak berkunjung ke Kampung Wisata Dipowinatan.
Jumlah kampung wisata yang ada di Kota Yogyakarta saat ini tercatat 18 kampung, namun Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta siap memberikan fasilitasi dan pendampingan jika ada masyarakat yang mengusulkan pembentukan kampung wisata baru.
Jumlah kampung wisata yang ada di Kota Yogyakarta saat ini 18 kampung.
Sejumlah potensi yang bisa dimunculkan di antaranya adalah kampung Kauman yang berada di sekitar Keraton Yogyakarta. "Kampung tersebut memiliki sejarah dan budaya yang unik sehingga bisa menjadi destinasi baru wisata di Yogyakarta," katanya. Pada 2014, jumlah wisatawan yang datang ke Kota Yogyakarta tercatat sebanyak tiga juta orang, dan 10 persen di antaranya wisatawan asing.
"Kami berharap, jumlah wisatawan asing yang datang ke Yogyakarta bisa semakin bertambah dari tahun ke tahun dengan lama tinggal yang terus meningkat," katanya yang menyebut target wisatawan pada tahun ini mencapai 2,7 juta orang.
Selain penguatan kampung wisata, Budi menyebut akan menambah jadwal pementasan kesenian tradisional menjadi dua pekan sekali serta gelar kesenian di tiap kelurahan sebagai upaya mewujudkan kelurahan budaya dan kampung budaya.
Budi menegaskan, sektor pariwisata masih tetap menjadi lokomotif perekonomian di Kota Yogyakarta. "Sektor pariwisata ini memberikan cukup banyak manfaat, tidak hanya kepada sektor jasa seperti hotel tetapi juga kepada masyarakat. Selain itu, pariwisata juga mendorong pengembangan kesenian dan kebudayaan tradisional," katanya.