Ribuan Rumah Terendam Banjir di wilayah Bali dan NTB

By , Minggu, 1 Februari 2015 | 09:25 WIB

Bencana banjir dan tanah longsor terjadi di Bali dan Dompu pada Sabtu (31/1) kemarin. Tanah longsor terjadi di Jalan Raya Sangyang Ambu, Banjar Dinas Bug Bug Kaler, Desa Bug Bug, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali pada pukul 13.30 WITA akibat hujan deras. 

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, longsor menyebabkan senderan atau tiang rumah pembuatan batako jebol sehingga rumah hancur. 

"Dua orang tewas akibat tertima senderan rumah dan dua orang luka-luka. Korban tewas adalah Dwi Ulandari (8) dan Ni Wayan Klemun (60). Keduanya warga Dusun Tanah Barak, Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali," kata Sutopo dalam keterangan yang diterima, Minggu (1/2). 

Dirinya menjelaskan, BPBD Karangasem bersama TNI, Polri, aparat setempat dan masyarakat masih menangani longsor. Info lanjut hubungi Indra (Kalak BPBD Bali 081339184444). 

Sementara itu, banjir melanda 10 kelurahan di Kecamatan Dompu dan Kecamatan Woja pada hari yang sama, sekitar pukul 17.00 WITA. 

"Banjir merendam Kelurahan Karoke, Kelurahan Bada, Toto, Kelurahan Bali I, Kelurahan Kasi Jawa, Kelurahan Simpasae, Kelurahan Sendono II, Kelurahan Wowondono, Kelurahan Potisi, dan Kelurahan Balupasa," katanya.

Sekitar 4.000 unit rumah terendam banjir dengan tinggi mencapai empat meter. Banjir disebabkan banjir kiriman dari Sungai Laju, Sungai Silo, Sungai Soa, Sungai Raba Baka, dan Sungai Toi setelah hujan lebat. 

BPBD Kota Bima, TNI, Polri, Tagana, BPBD Kab. Dompu dan masyarakat melakukan evakuasi korban terdampak. BPBD Kota Bima dan Kab. Dompu mendirikan posko. Saat ini listrik masih padam. Masyarakat diungsikan ke masjid-masjid, sekolah dan tempat tempat yang tidak terdampak banjir. 

Kebutuhan mendesak adalah logistik berupa makanan siap saji, penambahan personil, dapur umum, air bersih, obat-obatan, pakaian bayi dan lainnya. Info lanjut silakan hubungi Agung (BPBD Prov. NTB 081907533775). 

"Masyarakat dihimbau untuk tetap waspada. Puncak hujan akan terus berlangsung hingga Februari 2015," kata Sutopo.