Pembangunan Terusan Suez Terhalang Berbagai Masalah

By , Minggu, 1 Februari 2015 | 19:30 WIB

Warga Mesir sudah membangun kanal sejak jaman Firaun. Kini Mesir berencana memperluas Terusan Suez, dan berharap bisa mengakhiri krisis ekonomi. Namun sejumlah analis mengatakan proyek ini memerlukan biaya yang terlalu besar dan waktu yang terlalu lama untuk memperbaiki kehidupan sehari-hari warga Mesir. 

Tahun 1869 Terusan Suez sepanjang 163 kilometer membelah Laut Merah dan Laut Mediteran diresmikan. Terusan dibangun untuk  meningkatkan perdagangan antara Eropa dan Asia. Terusan Suez mendatangkan pendapatan sekitar US$5 miliar per tahun.

Agustus lalu, para pejabat mengatakan perluasan Terusan Suez demi melipatgandakan lalu-lintas kapal melalui terusan. Caranya dengan menambah ruang sepanjang jalur air yang ada sekarang sehingga memungkinkan arus lalu lintas dua arah untuk sebagian panjang terusan.

Sementara warga Mesir memperingati peristiwa empat tahun kekisruhan politik yang penuh kekerasan, termasuk penyingkiran dua presiden, sejumlah orang mengatakan Mesir sudah siap melakukan pemulihan ekonomi dan politik.?

!break!

"Kita sudah menyusun konstitusi, dan memilih presiden, dan pemilu parlemen akan segera dilaksanakan. Jika lembaga-lembaga ini selesai dibentuk, menurut saya Mesir akan memasuki tahap republik ketiga dan memasuki tahapan pembangunan, reformasi, pencerahan, dan perbaikan atas kekacauan yang selama ini terjadi di Mesir," ujar Amr Moussa mantan ketua Liga Arab dan kandidat presiden Mesir.

Namun kekerasan terus berlangsung. Sedikitnya 15 orang tewas dalam unjuk rasa minggu lalu. Terusan Suez asli dibangun dengan membutuhkan waktu setidaknya tiga dasawarsa, diwarnai perselisihan politik, kekurangan tenaga kerja dan wabah penyakit. 

Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi mengharapkan agar pembangunan baru ini akan selesai bulan Agustus yang akan datang. Pembangunan itu diperkirakan menelan biaya $8,5 miliar dan bisa melipatkangandakan pendapatan terusan per tahunnya pada 2023.

Namun tetap saja, hal ini tidak akan memenuhi kebutuhan Mesir untuk segera menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan nasional, menurut Carool Kersten, pengajar senior tentang Islam dari King’s College di London. 

!break!

"Dari segi lapangan pekerjaan atau kontribusi PDB Mesir dalam hal menambah volume perdagangan yang melewati Mesir. Hal ini menurut saya hanya akan memberikan dampak sekunder terhadap standar kehidupan warga Mesir. Jadi, ini merupakan masalah jangka panjang, bukan sesuatu yang bisa mengubah arah Mesir dalam lima atau 10 tahun ke depan," ujarnya.

Ketidakamanan di Sinai juga memperlambat proyek, kata Kersten, dimana para militan terus melakukan serangan terhadap kepentingan pemerintah di semenanjung itu. 

Ia menyebut proyek terusan ini sebagai “skema akbar” yang akan memakan waktu bertahun-tahun lebih lama dari yang diharapkan, meskipun pada suatu hari nanti, seperti terusan Suez yang asli, akhirnya bisa mendukung Mesir.