Menerbangkan drone tampak menyenangkan.
Tren menerbangkan drone pun tengah mewabah di masyarakat, di Indonesia tak terkecuali. Wahana nirawak ini bisa melayang di angkasa dan merekam video dari atas. Apalagi belakangan fitur pengendali otomatis mulai banyak diterapkan.
Tetapi jangan lupa bahwa pada dasarnya drone adalah komputer terbang—yang kerjanya bisa kacau karena virus.
Konsep itulah yang dibuktikan oleh peneliti keamanan Rahul Sasi dengan membuat Maldrone, sebuah malware yang dibuat khusus untuk menyerang drone.
Disebutkan bahwa Maldrone mampu mengambil alih drone yang sedang terbang dengan meretas unit komputer pengendali drone dan menyerahkan kontrol kepada hacker.
Hacker yang bersangkutan kemudian bebas melakukan apapun terhadap si drone malang, entah menerbangkannya ke pangkuan atau dijatuhkan begitu saja, sementara sang empunya hanya bisa bengong.
Skenario lain yang lebih mengerikan pun bermunculan. Bayangkan apabila drone yang terinfeksi malware diarahkan agar terbang ke lapangan udara, atau melakukan kegiatan remote surveillance alias mata-mata.
Sasi menjelaskan malware bikinannya di sebuah forum hacker. Dia menyebutkan bahwa Maldrone bisa menyerang semua jenis drone, termasuk DJI Phantom dan Parrot AR dalam sebuah video demonstrasi.
Maldrone bukanlah malware pertama yang menyerang wahana terbang nirawak. Namun program jahat ini memiliki keunikan dibanding pendahulunya karena tidak menyasar application program interface (API) dari drone, melainkan langsung menuju ke unit pengendali otomatis.