2014, Puncak Pembantaian Badak di Afrika Selatan

By , Minggu, 1 Februari 2015 | 20:05 WIB

Menteri Lingkungan Afrika Selatan Edna Molewa, yang biasanya tampil bersemangat, tidak bisa menutupi pahitnya berita buruk bahwa 2014 merupakan tahun terburuk bagi badak di Afrika Selatan.

“Dalam tahun 2014, dengan sangat sedih saya nyatakan, 1.215 ekor badak dibunuh. Jumlah ini naik dari 1.004 pada 2013. Ini sangat mengkhawatirkan," ujarnya pada wartawan di Pretoria, ibukota Afrika Selatan.

Ini berarti kenaikan 21 persen dari tahun 2013, dan tadinya merupakan rekor tertinggi.

World Wildlife Fund (WWF) memperkirakan Afrika Selatan merupakan tempat tinggal sekitar 20.000 badak atau lebih dari 80 persen populasi badak dunia. Separuh dari jumlah itu hidup di Taman Nasional Kruger di Afrika Selatan.

Satwa ini diburu karena culanya, yang dianggap bernilai sebagai bahan obat-obatan tradisional di Asia – kendati tidak ada bukti ilmiah bahwa cula ini bisa menyembuhkan beberapa penyakit. Cula badak seluruhnya terdiri dari keratin, bahan serupa dengan yang terdapat pada rambut dan kuku manusia.

Molewa juga mencatat adanya kenaikan jumlah pelaku pembunuhan badak yang ditangkap, menjadi 386 orang. Namun para pegiat lingkungan mengatakan jika pelaku ditahan, mereka sering lolos dari sistem hukum Afrika Selatan yang sangat tidak efisien.

!break!

Molewa mengatakan lebih banyak yang harus dilakukan, dan Afrika Selatan akan berupaya keras untuk melindungi badak. Salah satu cara adalah dengan memindahkan binatang itu ke lokasi yang dirahasiakan di negara-negara tetangga.

“Pada kuartal terakhir 2014, 56 ekor badak sudah dikeluarkan dari lokasi berbahaya dan dipindahkan ke daerah-daerah tertentu di dalam Taman Nasional Kruger yang kami sebut sebagai wilayah perlindungan intensif, serta ke daerah-daerah lain yang lebih aman," ujarnya.

"Selain itu, sekitar 100 ekor badak telah dipindahkan ke negara-negara tetangga di wilayah Komunitas Pembangunan Afrika Bagian Selatan (SADC) selama tahun 2014," ujarnya.

Badak (Thinkstockphoto)

Ia mengatakan sekitar 200 ekor badak lagi akan dipindahkan tahun ini.

Namun Jo Shaw, manajer program WWF, mengatakan kepada VOA melalui Skype bahwa masih banyak yang harus dilakukan.

“Berita pembantaian badak ini ini sangat mengkhawatirkan, yaitu berkurangnya sekitar 100 ekor badak setiap bulan, atau lebih dari tiga ekor setiap hari. Kita betul-betul harus melakukan strategi dan tindakan nyata bukan hanya pada tingkat nasional namun juga internasional, untuk menindak sindikat kejahatan yang bertanggung jawab atas pembantaian badak ini," ujarnya.

WWF menggambarkan 2015 sebagai tahun yang menentukan bagi badak-badak Afrika Selatan.

Para pegiat lingkungan dan berbagai pemerintah, akan membahas masalah ini bulan Maret, dalam Konferensi Antar Pemerintah mengenai Perdagangan Ilegal Satwa Liar, di Botswana.