Pengaruh Stres terhadap Ketidakmampuan Berempati

By , Senin, 2 Februari 2015 | 16:38 WIB

Kadang-kadang Anda merasa sulit berempati? Bisa jadi stres penyebabnya kita tidak dapat berempati kepada orang lain.

Mengapa demikian?

Menurut para peneliti, dalam sebuah pengujian yang dilakukan terpisah pada tikus dan manusia, ditemukan bahwa perasaan empati kepada orang asing meningkat setelah hormon penyebab stres diblokir oleh obat.

Memainkan permainan video yang asyik dengan orang asing juga memiliki dampak yang sama dengan digunakannya obat, kata tim penelitian Kanada dan Amerika yang menerbitkan penemuan mereka dalam Current Biology.

Tingkat stres terlihat melonjak baik pada tikus maupun manusia ketika mereka berhadapan dengan yang tidak mereka kenali.

Lantas obat pemblokir stres diberikan kepada tikus dan peneliti mengamati responsnya ketika dihadapkan pada tikus lain yang sedang kesakitan.

Mereka menemukan bahwa tikus menjadi lebih berempati dan lebih berbaik hati kepada tikus yang tidak dikenalnya dan bereaksi dengan cara yang biasanya seperti ketika berhadapan dengan tikus yang mereka kenal.

Ketika tikus itu dibiarkan stres lagi, tikus menjadi kurang berempati kepada tikus yang sedang kesakitan.

Pengujian yang sama dilakukan kepada para mahasiswa dengan menggunakan obat yang sama dan menunjukkan dampak yang persis sama, kata penelitian itu.

Dr. Jeffrey Mogil, penulis laporan studi ini yang juga merupakan ahli sistem saraf dari Universitas McGill di Montreal, Kanada, mengatakan bahwa penemuan timnya ini memberi isyarat bahwa sistem stres di dalam otak dapat "memveto" sistem empati kita.

"Namun tidak banyak orang yang menyadari bahwa ada tanggapan stres ketika kita berada di ruangan bersama dengan orang-orang yang tidak kita kenal," kata Mogil.