Wujudkan Poros Maritim, Program Inasat Akan Dilanjutkan

By , Kamis, 12 Februari 2015 | 18:05 WIB

Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan, program Indonesian Satellite (Inasat) akan mendukung visi Presiden Jokowi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

"Wilayah NKRI dengan luas daratan 1,9 juta kilometer persegi dan lautan 5,8 juta kilometer persegi membutuhkan sarana teknologi satelit guna menginventarisasi dan memantau kondisi wilayah Nusantara selama 24 jam non-stop," katanya dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (12/2).

Diantar perahu kecil, penumpang dari dermaga Letung, Pulau Jemaja, Kabupaten Kepulauan Anambas, bersiap menaiki KM Bukit Raya. Tujuan mereka kebanyakan ke Tarempa dan Natuna. Sebagai negara kepulauan, Indonesia lewat pemerintahan baru menjadikan transportasi laut sebagai salah satu fokus pembangunan, dengan program Poros Maritim. (Firman Firdaus/National Geographic Indonesia)

Untuk itu, lanjutnya, pihaknya telah mengadakan pertemuan dengan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto serta Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin.

Hasil pertemuan tersebut adalah kesepakatan melanjutkan Inasat—yang merupakan program pembangunan satelit penginderaan jauh nasional karya anak bangsa.

Indroyono menjelaskan, Inasat akan dikembangkan dengan menghimpun kemampuan nasional yang sudah dikuasai saat ini. Sehingga Indonesia dapat mandiri di bidang satelit, stasiun bumi, dan aplikasi teknologi penginderaan jauh.

"Penerapan teknologi penginderaan jauh di Indonesia saat ini sudah semakin luas, baik untuk penanganan kebakaran hutan, penanggulangan banjir, perencanaan wilayah provinsi, kabupaten, kota, penindakan illegal fishing maupun pemantauan terumbu karang, oseanografi, dan hidrografi," tuturnya.

Sedangkan di bidang penguasaan teknologi stasiun bumi satelit penginderaan jauh, katanya, telah dibangun stasiun bumi satelit di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, BMKG Jakarta, dan Indeso, Perancak, Bali Selatan.

"Kemampuan membangun satelit telah dikuasai Lapan dengan hadirnya satelit mikro penginderaan jauh, yang diberi nama Satelit Lapan A-1 dan saat ini sudah beroperasi selama lima tahun dari target beroperasi hanya tiga tahun," katanya.