Melihat Sumbawa dari Udara

By , Rabu, 18 Februari 2015 | 21:00 WIB

Pada April 2015, dunia mengenang letusan mahadahsyat Tambora yang terjadi tepat 200 tahun silam. Gunung yang berlokasi di Sumbawa itu, mulai mengeluarkan suara gelegar batuk-batuknya pada 5 April 1815. Hujan abu mendera kawasan sekitar terus berlanjut. Gelegar mahadahsyat pun membahana yang mengungkapkan amarahnya pada lima hari kemudian.

Smithsonian Museum of Natural History menempatkan Tambora sebagai gunung berapi dengan Indeks Letusan Gunung Berapi (VEI) tertinggi, yakni 7. Berikutnya, indeks 6 disandang oleh Huaynaputina (Peru-1600), Krakatau (Indonesia-1883), Santa Maria (Guatemala-1902), dan Pinatubo (Filipina-1991). Kemudian Vesuvius (Italia-79) dan Mount St. Helens (Amerika Serikat-1980) berada pada indeks 5. 

Menyambut 200 tahun letusan Tambora, National Geographic Indonesia melakukan ekspedisi 200 tahun gelegar Tambora di Pulau Sumbawa yang bisa diikuti di kanal ini.  Kami turut mengabadikannya dari udara. Inilah gambaran Sumbawa dari udara.