Berbicara Indonesia kurang lengkap bila tidak membahas tentang seni dan budayanya, seperti di Dompu , Nusa Tenggara Barat salah satunya. Pertumbuhan dan perkembangan arsitektur di berbagai aspek seperti pola hias, pertumbuhan seni kerajinan, seni tari dan lain sebagainya.
Pengaruh karya seni lama pada masyarakat Dompu disebabkan oleh pola pikir yang dilandasi oleh ide penciptaan karya seni. Pola pikir tersebut juga masuk dalam kebiasaan, adat istiadat, norma-norma, seni dan budaya. Sehingga karya cipta dan karsa tetap melekat di jiwa sampai ke anak cucu.
Arsitektur rumah “joglo” yang merupakan jenis rumah dari Jawa Timur ini diduga telah di adopsi oleh masyarakat Dompu sejak sekitar abad 13 dan 14. Bentuk rumah persegi empat, dengan atap menyerupai piramida terpancung. Diduga bentuk ini menyimbolkan gunung yang sebagian masyarakat menganggap penggambaran gunung keramat atau gunung suci.
Karya seni lain juga terdapat pada kain tenun Gedogan di Lepadi, yang menampilkan pola hias geometric yang telah muncul pada masa paleometalik (masa perunggu besi). Pola hias terdiri dari segitiga “tumpal”, bulatan, garis lengkung, dan belah ketupat. Selain itu terdapat juga pola hias yang menggambarkan flora dan fauna yang diberikan sentuhan motif namun tidak merubah arti makna dari gambar tersebut.
Selain itu ditemukannya pahatan batu dalam bentuk gong juga ditemukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi yang dipimpin oleh Ayu Kusumawati. Pada masa prasejarah, gong digunakan sebagai sarana pemujaan yang erat kaitannya dengan magis religius.