Bagaimana Kisah Penemuan Batu Sisik Naga di Enrekang?

By , Jumat, 20 Februari 2015 | 19:24 WIB

Batu mulia jenis septarian nodule yang berasal dari Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, disebut pertama kali ditemukan oleh warga Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Adalah Imran, warga Jalan Andi Sulolipu, Kelurahan Masampu, Kecamatan Taneta Riatang, Kabupaten Bone, dengan tidak sengaja menemukan batu unik ini di Kabupaten Enrekang pada 2014 silam.

"Awalnya saya liburan ke daerah Duri, Kabupaten Enrekang. Maaf, sungai dan kecamatannya masih saya rahasiakan. Tanggal 5 Februari 2014 silam, saya iseng ke sungai setempat memang untuk mencari batu. Di situlah awal mula saya menemukan sisik naga, yang motifnya luar biasa," kata Imran, di Pameran Batu Akik di Mal Pinrang, Kabupaten Pinrang, Kamis (19/2).

Dalam Pameran Batu Akik ini Imran memang mengandalkan batu akik jenis sisik naga. Tak tanggung-tanggung, ia memperoleh omzet jutaan rupiah dalam sehari. "Batu sisik naga ini awalnya saya temukan belum diberi nama," ujar Imran.

Kata Imran, lokasi penemuan batu sisik naga itu masih dirahasiakan karena dia tidak ingin daerah itu dipenuhi para pencari batu akik. Jika itu terjadi, tentu akan mengganggu ketenteraman masyarakat Enrekang.

"Yang sangat saya syukuri, warga Enrekang dengan ditemukannya batu fenomenal ini bisa mengangkat kearifan lokal dan penghasilan sampingan petani setempat," ujar Imran.

Ahli batu akik Kabupaten Pinrang, Romi, melihat bahwa di setiap daerah di Sulawesi Selatan memiliki batu akik yang beragam dengan kualitas internasional. Ada tiga lokasi yang memiliki kekhasan, yaitu di Kabupaten Pinrang, Kabupaten Barru, dan Kabupaten Enrekang.

"Kualitas batu akik di tiga daerah ini punya kualitas batu akik taraf internasional, tak kalah saingan dengan bacan. Demam batu akik ini juga bisa menambah lapangan kerja di Sulawesi Selatan," ucap Romi, ahli bebatuan Kabupaten Pinrang.