Desa Pancasila di Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, merupakan jalur populer selain Dorocanga untuk naik Gunung Tambora.
Bagi yang menyukai sensasi ber-jip menyeberangi sabana nan luas, jalur Dorocanga bisa jadi pilihan. Namun, bagi yang suka tantangan berjalan kaki penuh ke Gunung Tambora, jalur Pancasila mampu menyajikan tantangan itu.
Dalam ekspedisi 200 Tahun Gelegar Tambora, Tim Selatan memilih rute Pancasila. Di Pancasila, ada beberapa shelter bagi pendaki untuk singgah sekaligus menginap sebelum melaksanakan pendakian. Salah satu yang menjadi pionir dan paling populer adalah Pondok Petualang, yang dikelola oleh Saiful Bahri.
Pria yang akrab dipanggil Bang Ipul ini menuturkan, ia membangun Pondok Petualang sejak tiga tahun lalu. Namun, sebenarnya ia sudah mulai mengelola wisata di sekitar Tambora sejak 2004.
Saat ini, Pondok Petualang terdiri atas lima kamar, berupa bangunan petak yang terbuat dari kayu. Masing-masing kamar berukuran 3x4 meter. Di dalamnya, Bang Ipul menyediakan satu kasur springbed ukuran besar.
"Satu kamar itu bisa memuat 4-5 orang. Tetapi idealnya memang 2 orang," katanya. Selain fasilitas kamar, Pondok Petualang juga menyediakan beranda duduk dan tali jemuran, untuk menggantungkan pakaian-pakaian basah sehabis mendaki.
Selain itu, Bang Ipul juga mengelola sekitar 50 orang porter bagi pendaki yang membutuhkan jasa angkut barang ke atas gunung. "Saya menerapkan sistem rolling, jadi setiap porter punya kesempatan yang sama untuk mendapatkan pekerjaan."
Untuk menentukan pasangan porter yang bisa bekerja sama, Bang Ipul menuturkan, ia butuh sedikit keterampilan untuk "membaca" sifat-sifat personal masing-masing porter.
Misalnya, ia tidak akan memasangkan porter yang sama-sama memiliki sifat malas, atau sama-sama rajin. Jadi, dikombinasikan. "Tantangannya adalah memberikan pemahaman kepada mereka karena sebagian besar berpendidikan rendah," jelas Bang Ipul.
Saat tulisan ini dibuat, Bang Ipul sedang membangun tambahan dua kamar lagi buat Pondok Petualang. "Bersiap-siap untuk acara puncak 200 tahun Tambora, Mas," katanya sambil tertawa.
Ikuti perjalanan tim Ekspedisi 200 Tahun Gelegar Tambora lewat media sosial (Twitter, Facebook, Instagram) dengan tagar #Tambora200